Sukses

Top 3 News Hari Ini: Mahfud Minta Bangsa Tak Pecah Belah Demi Pilkada dan Pemilu

Top 3 news hari ini, mantan Ketua Mahmakah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengingatkan, persatuan bangsa harus didahulukan jangan sampai terpecah belah hanya untuk keperluan 5 tahunan.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini, kontestasi politik jelang Pilkada, Pemilu, dan Pileg semakin memanas. Masing-masing partai berlomba-lomba agar para calonnya yang dipilih bisa mendapat kepercayaan masyarakat.

Segala upaya pun dilakukan untuk mendulang dukungan. Bahkan tampak ada polarisasi yang diwarnai ikatan primordial keagamaan. Satu agama bahkan tak segan saling tuding karena pilihan berbeda.

Melihat kondisi ini, mantan Ketua Mahmakah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengingatkan, persatuan bangsa harus didahulukan jangan sampai terpecah belah hanya untuk keperluan 5 tahunan.

Sementara itu, Amien Rais menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kemenangan Mahathir Mohamad dalam Pemilu Malaysia beberapa waktu lalu menginspirasinya untuk maju dan mencoba menantang Presiden Jokowi di Pilpres 2019.

"Saya tantang Pak Jokowi, mari kita duel secara gentle ya. Jadi Anda kerahkan kemampuan untuk mendapatkan suara yang paling banyak supaya menang. Juga berikanlah kesempatan yang sama. Ini namanya demokrasi," kata Amien Rais.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini:

1. Mahfud MD: Jangan Rusak Persatuan Hanya untuk Kepentingan 5 Tahunan

Anggota Dewan BPIP Mahfud MD memberikan keterangan kepada sejumlah media di Jakarta, Kamis (31/5). Mahfud menjelaskan ia dan jajarannya hanya mendapatkan gaji pokok Rp 5 juta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mantan Ketua Mahmakah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku prihatin melihat situasi kebangsaan sekarang ini.Padahal, bangsa ini dibangun dengan kebersamaan dan bersatu secara kokoh dalam Bhineka Tunggal Ika.

Menurut Menteri Pertahanan RI tahun 2000-2001 itu, pemilihan presiden, pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah hanya untuk 5 tahun. Sedangkan berbangsa dan bersaudara sebagai saudara sebangsa untuk selamanya.

Mahfud berharap bangsa ini jangan sampai rusak hanya untuk keperluan 5 tahunan.

Selengkapnya...

2. Ingin Seperti Mahathir, Amien Rais Tantang Jokowi Duel di Pilpres 2019

Politkus senior PAN Amien Rais melambaikan tangan usai bertemu Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (26/4). Amien Rais menegaskan PAN tidak mungkin merapat ke kubu Jokowi di Pilpres 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais ternyata ingin maju menjadi calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang.

"Nanti PAN, kita akan mencapreskan tokoh-tokoh partai kita sendiri. Pertama Zulkifli Hasan, kedua Sutrisno Bachir, ketiga Hatta Rajasa, dan keempat Mbah Amien Rais," ujar Amien yang disambut tepuk tangan.

Dia juga tak patah arang meski sering dianggap sudah uzur untuk memimpin Indonesia. Dia pun mengaku beberapa orang menghiburnya dengan menyandingkan dirinya dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Selengkapnya...

3. Koalisi Umat dalam Bayangan Keajaiban Politik

Seorang kader membawa spanduk Partai Gerindra di Lapangan Arcici, Jakarta, Minggu (11/3). Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengklaim seluruh DPD Gerindra di Indonesia mendukung Prabowo maju dalam Pilpres 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dengan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Mekah melahirkan Koalisi Keumatan.

Nama koalisi umat itu merupakan usulan Rizieq ke Prabowo untuk menantang Jokowi pada Pilpres 2019.

Sejauh ini, ada empat partai yang tergabung dalam koalisi umat, yakni Gerindra, PKS, PAN dan PBB. Saat ini, keempat partai tersebut tengah mengajak Partai Demokrat dan PKB untuk bergabung.

Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menegaskan koalisi keumatan tidak berada di bawah komando pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Shihab.

Selengkapnya... 

Video Terkini