Sukses

Kritik Jokowi, AHY Sebut Belum Ada Sikap Resmi Demokrat Terkait Pilpres 2019

AHY mengatakan, Demokrat sangat mungkin bekerja sama dengan parpol mana pun, baik yang sudah berada di koalisi maupun belum.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai, kritikan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) terhadap pemerintah sebagai sinyal pergeseran sikap dukungan Partai Demokrat terhadap Jokowi dalam Pilpres 2019. 
 
Sebab, sebelumnya Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengisyaratkan sinyal berkoalisi dengan Jokowi pada saat Rapimnas di Sentul, Bogor.
 
Menanggapi itu, AHY mengatakan, yang berkomentar soal tersebut tak memahami konteks politik Demokrat. 
 
"Ah sama sekali tidak (tidak konsisten). Saya yakin yang komentar itu tidak hadir di Rapimnas dan juga tak hadir pada orasi politik saya. Clear, pasti itu tidak memahami secara konteks, kami konsisten di dalam Rapimnas Partai Demokrat di Sentul, 10-11 Maret yang lalu," kata AHY di kantor AHY Foundation, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/6/2018).
 
AHY mengatakan, Demokrat sampai saat ini belum menentukan sikap resmi dukungan Pilpres 2019. Namun, Demokrat sangat mungkin bekerja sama dengan parpol mana pun, baik yang sudah berada di koalisi maupun belum. 
 
"Dengan prasyarat, kita ingin berkoalisi dengan siapapun yang punya kesamaan visi dan misi, yang punya program-program pro rakyat dan ingat, syarat-syarat koalisi adalah harus berdasarkan saling menghormati, menghargai dan saling percaya," tuturnya. 
 
AHY berujar, tidak mungkin pihaknya duduk dalam suatu koalisi kemudian tak punya kesetaraan dalam posisi untuk menyuarakan pikiran dan gagasan. Jadi, kata dia, harus ada kesetaraan dan tidak ada anak tiri dalam koalisi. Semuanya mesti sama dan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama. 
  
Selain itu, lanjut AHY, Demokrat juga menekankan dan konsisten untuk mengapresiasi apa yang sudah baik. Demokrat  juga berterima kasih kepada apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintah. Namun, Demokrat ingin yang belum diperbaiki pemerintah dikoreksi dengan tegas.
 
"Artinya kami realistis dan rasional, tidak bisa bilang semuanya sudah baik, itu namanya bohong, kalau segala sesuatu sudah baik, justru kami menggunakan hati dan ini adalah hati rakyat yang kami dengarkan," tegas AHY. 
 
 
2 dari 2 halaman

Kritik AHY

Putra Presiden ke-6 RI ini menambahkan, kritikannya dalam orasi politik di JCC Senayan bukanlah suatu kecaman tidak produktif terhadap pemerintah. Namun, sebagai bagian dari masyarakat luas, Demokrat punya peran memberikan solusi dan tanggung jawab untuk negara. 
 
"Bagi saya, justru ada konsistensi yang bisa dibaca, kami tidak artinya pada Rapimnas di Sentul lalu, tidak kemudian mengatakan semuanya oke atau semunya buruk, itu tidak, kemudian di JCC kemarin kami tidak mengatakan semuanya sudah baik atau semuanya sudah buruk itu juga tidak. Karena itu kita konsisten menjadi bagian dari solusi menyampiakan otokritik dan masukan yang konstruktif," tutup AHY. 
 
Diketahui, dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 10-11 Maret di Sentul, Jawa Barat, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengisyaratkan sinyal kemungkinan koalisi dengan poros Jokowi. Jokowi kini diusung oleh PDIP, Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Golkar dan PPP.
 
Namun, Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono melakukan orasi politik bertajuk 'Dengarkan Suara Rakyat' di Hall Jakarta  Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu, 9 Juni 2018. Dalam orasinya, AHY menyinggung soal program revolusi mental Presiden Joko Widodo yang dinilainya jauh dari cita-cita.
 
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
 
Saksikan video Pilihan di Bawah Ini:
 
Â