Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama akan menggelar pemantauan hilal untuk menentukan 1 Syawal 1439 Hijriah. Salah satu titik yang digunakan ada di Masjid Al-Musyari'in, Jalan Basmol Raya, Jakarta Barat.
Kawasan Jalan Basmol sudah menjadi lokasi langganan melihat hilal sejak lama. Ketua Pengurus Masjid, Syarifuddin menuturkan, kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak era Presiden Sukarno. Meski ia tak hafal kapan persisnya.
Dulu titik melihat hilal ada di lapangan tak jauh dari Masjid Al-Musyari'in. Setelah banyak bangunan di sana, barulah titik pengamatan dipindah ke menara Masjid.
Advertisement
"Dulu itu di sebelah barat, di lapangan masih kelihatan. Sekarang banyak bangunan akhirnya dipindahkan ke atas," tutur Syarifuddin kepada Liputan6.com, Kamis (14/6/2018).
Pemindahan itu terjadi sekitar tahun 90-an. Hingga saat ini, Masjid Al-Musyari'in masih menjadi satu-satunya tempat di Jakarta untuk melihat Hilal.
"Di Basmol itu satu-satunya, pertama kali. Karena Basmol itu letaknya tinggi," tutur Syarifuddin.
Ia menceritakan, dulu pemantauan hilal menggunakan teknologi seadanya. Malah, pengamatan hanya menggunakan mata telanjang.
Baru di era Gubernur DKI Fauzi Bowo teropong digunakan untuk pengamatan. "Total sekarang ada dua teropong," ungkapnya.
Syarifuddin mengatakan, teropong hilal itu bukan berasal dari bantuan pemerintah pusat maupun daerah. Semuanya dari sumbangan jamaah masjid saja.
"(Teropong) enggak dari Kementerian. Adalah orang yang ikhlas," tukasnya.
Di Atap Menara
Berdasarkan pantuan Liputan6.com, teropong yang digunakan untuk melihat hilal berada di atap menara Masjid. Di depannya juga terlihat beberapa jam matahari.
Syarifuddin menjelaskan, persiapan untuk melihat Hilal pertama-tama adalah mengukur posisi matahari.
"Mengukur matahari untuk menentukan posisi hilal ketika maghrib," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement