Liputan6.com, Jakarta Sebelum adanya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), jalan utama Pantai Utara (Pantura) memang jadi primadona bagi para pemudik, terutama dari Ibu Kota menuju sejumlah daerah di Pulau Jawa. Namun setelah adanya jalan bebas hambatan, jalan Pantura lepas dari predikatnya sebagai jalan utama arus mudik serta jalur terpadat di Indonesia.
Dampak dari beralihnya pemudik yang sebagian besar menggunakan jalan berbayar memang dari sisi kemacetan bisa teratasi. Tetapi di sisi lain, bagi mereka yang menjadikan keberadaan jalur Pantura untuk mendulang rezeki kini merasa sepi. Seperti halnya para pedagang oleh-oleh khas Pantura.
Contohnya, pedagang oleh-oleh yang ada di Jalur Pantura Kaliasin, Karawang. Mereka mengatakan, penghasilannya turun drastis jika dibanding tahun-tahun sebelum adanya jalan tol.
Advertisement
Jika semula perhari setiap pedagang bisa meraih untung antara Rp 1-4 juta, terutama saat puncak arus mudik dan arus balik Lebaran. Kini justru sebaliknya keberadaan tempat oleh-oleh sepi pembeli. Bahkan berbalik 180 derajat, kini ia hanya bisa menjual air mineral kemasan yang sengaja disediakan.
"Kalau dulu sih keuntungan mencapai dua sampai tiga juta, bahkan empat juta dalam sehari mulai arus mudik hingga puncak arus mudik," kata Suhaeti (40), pedagang oleh-oleh khas Jawa Barat, Sabtu, 16 Juni 2018.
Kerugian pun dialami pedagang oleh-oleh di Pantura yang menjajakan makanan khas Jawa Barat, mulai dari tapai dan makanan ringan lainnya seperti dodol, ubi bakar Cilembu.
"Kerasa banget perbedaannya pas belum ada Tol Cipali sama sesudah. Sekarang karyawan saja dikurangi, karena enggak kebayar gajinya," ujar Suhaeti.
Â
Berharap pada Arus Balik
Pedagang lainnya, Barnas (50), mengakui hal yang sama. Bahkan, kini ia harus berjualan sendiri lantaran sudah tidak lagi memiliki pegawai. Namun. dia tetap berharap jika arus balik Lebaran tahun ini akan ada peningkatan pengunjung untuk mampir membeli oleh-oleh khas Pantura Karawang.
"Harapannya sih pada arus balik Lebaran tahun ini. Mudah-mudahan ada peningkatan penghasilan dari tahun sebelumnya," papar Barnas.
Barnas menuturkan setelah empat tahun beroperasinya Tol Cipali yang menghubungkan Cikopo dengan Palimanan Cirebon, banyak mengubah segalanya. Mulai jalan Pantura yang kini relatif sepi dan tak jadi langgganan macet. Akan tetapi, hal yang membuat mereka miris keberadaan tol justru telah membuat para pelaku usaha kehilangan pendapatan.
"Sejak adanya Tol Cipali mulai sepi pembeli, pada arus balik tahun kemarin, tiap hari dari pagi sampai sore. Hanya sekitar 500 ribu jauh dibanding dengan empat tahun lalu bisa mencapai Rp 3 jutaan dalam sehari " ungkap Barnas.
Walaupun keuntungan menurun, Barnas tetap menyediakan stok oleh-oleh, sehingga pembeli bisa lebih leluasa memilih untuk oleh-oleh dibawa pulang.
Reporter : Bram Salam
Sumber; Merdeka.com
Advertisement