Liputan6.com, Jakarta - Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum mengantongi jumlah pasti penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara.
"Kita sudah mencari sampai hari ini kita baru menemukan 21 orang, 19 kemarin dan 2 baru tadi. Jadi dari 21 orang yang meninggal 3 dan selamat 18 orang. Karena kita sendiri juga belum tahu fixnya berapa jumlah ini," kata Syaugi di Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu (20/6/2018).
Baca Juga
Syaugi menyebut saat ini jumlah orang yang hilang akibat tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun mencapai 192 orang. Itupun berdasarkan laporan dari masyarakat yang kemudian didata di posko. Pihaknya sudah membangi tugas kepada beberapa instansi terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun ini.
Advertisement
"Jadi untuk pencarian dan pertolongan leading sektornya Basarnas, untuk jumlah korban itu polisi dan Kemenhub, kalau saya dengar dari posko sampai siang ini, yang lapor keluarganya yang hilang itu mencapai 192 orang. Itu dari dari posko Pelabuhan Tigaras Danau Toba," ujar Syaugi.
Selama dalam pencarian korban, dirinya mengaku ada beberapa halangan seperti cuaca yang dingin dan kedalaman Danau tersebut mencapai 300 meter. Dan hal itulah yang membuat pihaknya tak mudah untuk mencari jasad para korban tenggelamnya Kapal KM Sinar Bangun.
"Kita gunakan remote underwater vehicle untuk melihat situasi kedalamam laut, di dalam itu gelap, pake senter aja paling bisa 5 meter, nah kita sedang mencari itu, kita kerahkan di dalam air, kalau di atas kan bisa kelihatan," ujarnya.
"Remote underwater vehicle, kita punya dua unit, kita punya yang besar, tapi enggak mungkin. Pada waktu Air Asia itu dipakai untuk mencari lebih bagus, tapi ini enggak bisa," Syaugi menandaskan.
Bantah 4 Korban Ditemukan
Kepala Kantor SAR Medan, Budiawan memastikan, hingga hari ketiga pasca karamnya kapal, Rabu (20/6/2018), sudah 21 korban yang berhasil dievakuasi. Dari jumlah tersebut, 18 orang selamat dan 3 orang dalam kondisi meninggal dunia. Satu di antaranya sudah teridentifikasi atas nama Tri Suci Ulandari (24) asal Aceh Tamiang.
"Simpang siur berita di lapangan memang telah ditemukan empat, tetapi faktanya adalah untuk hasil pencaharian hari ini baru ditemukan dua korban," ujar Budiawan.
Budiawan menyebut, sebelumnya memang ada ditemukan benda mirip dengan manusia di dalam perairan Danau Toba. Ternyata setelah didekati, benda tersebut merupakan corong minyak. Hal ini yang menjadi simpang siur di lapangan, sebab belum sampai di posko sudah diinformasikan terlebih dahulu.
"Sehingga menjadi simpang siur. Saya pastikan, total hingga saat ini masih 21 korban yang ditemukan. 18 selamat dan 3 meninggal dunia, 1 korban ditemukan pada tanggal 18 Juni 2018, dan dua korban meninggal lainnya ditemukan pada hari ini," sebutnya.
Untuk dua korban meninggal yang ditemukan pada hari ini masih ditangani oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi nama agar dapat diserahkan kepada pihak keluarga.
Budiawan menerangkan, saat ini telah diturunkan sebanyak 14 orang penyelam yang terdiri dari Polairud, Pusat Danau Toba, Basarnas dan Pasukan Basarnas yang dikirim langsung dari tim Jakarta. Nama timnya adalah Tim Cipta Gabungan
Ke-14 penyelam tersebut dibagi menjadi dua tim yang melakukan penyelaman di dua titik, yang telah ditentukan dan dicurigai sebagai tempat tenggelamnya para korban. Dari analisa pihaknya, setelah KM Sinar Bangun tenggelam, kemungkinan banyak korban yang terjebak di kapal.
"Dan itu juga alasan kenapa harus dilakukan penyelaman. Dari kemarin memang sudah dilakukan penyelaman," terangnya.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement