Liputan6.com, Bandung - Kepala Kepolisian Polda Jawa Barat, Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Panglima Kodam III Siliwangi, Mayjen Besar Harto Karyawan menegaskan kembali bahwa hinggal kini belum ada laporan yang menyatakan anggotanya terlibat dalam Pilkada serentak 2018.Â
Hal itu menyusul tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengenai adanya aparat yang tidak netral.
"Beberapa kali yang saya tegaskan netralitas petugas harus dan wajib. Kami juga menegaskan arahan Kapolri dan Panglima TNI tentang netralitas," kata Agung di Markas Polda Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (25/6/2018).
Advertisement
Agung mengatakan, menjaga netralitas saat Pilkada serentak 2018 merupakan perintah langsung Kapolri dan Panglima TNI. Pihaknya juga telah mendatangi keempat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.
"Sudah dibuktikan dan disampaikan mulai dari pendaftaran paslon. Saat ditetapkan, kita juga keliling ke empat paslon. Saya juga sama empat paslon satu meja dan tanyakan apa ada yang tidak netral, jawabannya tidak ada," ungkapnya.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar nelaporkan apabila ada anggota polisi dan TNI yang berpihak kepada salah satu pasangan calon.
"Silakan segera beritahu saya. Akan saya lakukan tindakan sesuai aturan yang ada. Sanksinya kita ada peraturan Kapolri dari etik sampai pidana. Jadi tidak usah ragu," tuturnya.
Hal yang sama dikatakan Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan. Dia pun telah menekankan prajuritnya untuk tetap menjaga netralitas.
"Perlu saya tekankan ulang lagi apa yang disampaikan masalah netralitas. Saya kira sudah final apa yang ditekankan Panglima dan Kapolri kegiatan mendukung suksesnya pesta demokrasi kita harus netral. Kalau terjadi pelanggaran, kita tidak akan sungkan memberikan tindakan tegas sesuai prosedur," ucap Besar.
Â
Tudingan SBY
Sebelumnya, SBY menuding BIN-Polri-TNI tidak netral. Ia juga kemudian mengungkit kekalahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilgub DKI saat membahas ketidaknetralan aparat.
SBY menyampaikan hal tersebut sebelum kampanye pasangan yang diusung PD di Pilgub Jawab, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, digelar. Dia meminta aparat netral menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 pada 27 Juni mendatang.
"Mengingatkan agar negara, pemerintah, aparat BIN, Polri, dan TNI bersikap netral. Saya diserang oleh partai politik tertentu, katanya SBY panik. SBY tidak panik! Biasanya orang yang panik itu cenderung curang, insyaallah kami tidak curang, tetapi kami waspada," ujar SBY saat konferensi pers di Hotel Santika, Bogor, Sabtu (23/6).
SBY menyatakan tudingan yang disampaikannya itu bukan isapan jempol semata. Dia mengatakan ada oknum-oknum aparat yang memperlihatkan ketidaknetralannya.
"Yang saya sampaikan ini cerita tentang ketidaknetralan elemen atau oknum dari BIN, Polri, dan TNI. Itu ada nyatanya, ada kejadiannya, bukan hoax, sekali lagi ini oknum, namanya organisasi Badan Intelijen Negara atau BIN, Polri, dan TNI itu baik," sebut dia.
Advertisement