Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad akan berkunjung ke Jakarta pada 28 hingga 29 Juni 2018. Dalam kunjungannya ke Indonesia, PM Mahathir Mohamad akan bertemu Presiden RI Joko Widodo. Mereka kemudian akan menghadiri jamuan makan bersama.
Kunjungan bilateral Mahathir Mohamad kali ini merupakan yang pertama ke negara-negara Asia Tenggara. Sebagai kepala pemerintahan Malaysia yang cukup lama memerintah, Mahathir mempunyai hubungan cukup baik dengan sejumlah tokoh pemimpin di Indonesia.
Salah satu tokoh yang cukup dekat dengan Mahathir, yaitu Presiden RI ke-2 Soeharto. Dulu Presiden Sukarno mengobarkan perang gerilya dengan Malaysia pada periode 1963. Namun, setelah Sukarno jatuh, Soeharto tak berniat melanjutkan peperangan itu.
Advertisement
Soeharto secara perlahan menggagas perdamaian antar kedua negara. Malaysia menyambut baik uluran perdamaian Indonesia. Kala itu mereka pun kewalahan menghadapi gerilyawan Kalimantan yang sebenarnya pasukan elite TNI. Malaysia bahkan sampai meminta bantuan pasukan elite inggris dan negara persemakmuran.
Mahathir Mohamad kemudian menjadi sahabat Soeharto. Dia memuji kepemimpinan Soeharto yang berwibawa. Kala itu Malaysia sangat menghormati Indonesia.
"Saya merasa terhormat dapat diterima Pak Harto sebagai sahabat," ucap Mahathir dalam buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Berikut bukti mesranya hubungan Mahathir Mohamad dengan Soeharto:
Â
Â
Â
Â
Kampung Soeharto Malaysia
Felda Soeharto, atau kampung Soeharto, terletak di Selangor, Malaysia. Luasnya sekitar 2.909,35 hektar. Ada juga klinik kesehatan yang bernama Soeharto di sana.
Kampung ini diberi nama Soeharto untuk menghormati Presiden kedua RI. Pada 1977, Soeharto dan Ibu Tien mengunjungi Felda Sungai Dusun. Sebagai penghormatan, nama kampung ini diubah menjadi Felda Soeharto.
Kunjungan Soeharto ke Selangor sekaligus mencairkan hubungan Indonesia-Malaysia yang sempat tegang akibat konfrontasi Ganyang Malaysia yang dicetuskan Soekarno.
Advertisement
Pujian Mahathir
Seorang yang benar-benar, sungguh-sungguh," puji Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman saat berdialog dengan Presiden Soeharto soal Selat Malaka. Pertemuan keduanya berlangsung tahun 1970.
Tunku Abdul Rahman memuji Soeharto karena komitmennya mewujudkan perdamaian antara Indonesia dan Malaysia. Menurut dia, Soeharto berperan besar untuk mengembangkan hubungan baik antara negara jiran ini.
Tunku Abdul Rahman berkonfrontasi dengan Soekarno saat Dwikora. Baru setelah Soekarno lengser, kedua negara memasuki era baru.
Sebut Soeharto Pemimpin ASEAN
Pujian ini dicetuskan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad. Menurut Mahathir, Soeharto sangat disegani para pemimpin di ASEAN. Indonesia kala itu memegang peranan penting di Asia Tenggara,
"Di ASEAN, Pak Harto memainkan peranan yang sangat penting. Para pemimpin negara ASEAN mendudukkan Pak Harto sebagai orang tua. Kejatuhan Pak Harto merupakan kerugian yang besar di Asia Tenggara karena Beliau sangat dihormati oleh para pemimpin Asean lainnya," ujar Mahathir dalam buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Indonesia pun digelari Big Brother di ASEAN. Mereka sering menunjuk Indonesia untuk menjadi penengah bila ada konflik.
Saat Soeharto berkuasa, Perdana Menteri Mahathir Mohammad tak pernah meremehkan Indonesia. Dia membenarkan infrastruktur di Malaysia lebih maju, tapi itu disebabkan wilayah Malaysia lebih kecil.
"Kita tidak boleh membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Indonesia adalah negara yang luas dengan banyak pulau, jumlah penduduk yang besar dengan suku-suku yang dimiliki. Sedangkan Malaysia adalah negara kecil, sehingga lebih mudah kami mengurus sesuatu. Jadi kejayaan Pak Harto lebih besar dibandingkan kejayaan di Malaysia," kenang Mahathir di buku Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Begitu dengan Singapura yang merupakan negara paling maju di Asia Tenggara. Mahathir menilai Singapura hanya negara kota.
"Melihat Indonesia tidak bisa sama dengan melihat Malaysia. Sama halnya melihat Malaysia dengan Singapura, karena Singapura hanya sebuah bandar (kota). Dengan demikian, mengelola sebuah negara yang kecil lebih mudah dibandingkan mengelola sebuah negara yang besar.
Advertisement
Indonesia-Malaysia Satu Bangsa
Menurut mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Indonesia adalah satu bangsa. Begitu juga Soeharto yang menganggap Indonesia dan Malaysia bersaudara.
"Pak Harto menganggap Malaysia sebagai bangsa yang serumpun, begitu pula saya menempatkan Indonesia sebagai bangsa serumpun. Hanya karena sejarah yang membuat Indonesia dan Malaysia terpisahkan, sesungguhnya kedua bangsa berasal dari satu bangsa."
"Di mana-mana, dalam hubungan dua negara selalu ada konflik. Secara geografis Malaysia berada di tengah-tengah di antara lima negara ASEAN. Dengan setiap negara, Malaysia memiliki masalah. Malaysia memiliki masalah dengan Thailand, Singapura, Philipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia, tetapi yang paling mudah diselesaikan adalah dengan Indonesia. Jadi saya merasa berutang budi terhadap Indonesia dan Pak Harto," puji Mahathir.
Reporter:Â Ramadhian Fadillah
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â