Jakarta - Wadah Pegawai (WP) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ingin kasus teror terhadap Novel Baswedan terungkap. Setelah menyambangi Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), WP KPK ingin bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menyampaikan usulan pembentukan tim gabungan pencari fakta (TGPF).
Ketua WP KPK, Yudi Purnomo mengatakan, upaya itu untuk menguatkan argumentasi tentang pentingnya pembentukan TGPF kasus penyerangan air keras terhadap Novel Baswedan. Menurut dia, presiden perlu mendengarkan, baik langsung maupun tidak langsung, argumentasi itu dari WP KPK.
Baca Juga
"Kami akan cari momentumnya atau teknisnya, apakah saya nanti sebagai ketua WP akan menyampaikan langsung kepada Presiden atau kami kirimkan," kata mantan aktivis mahasiswa Universitas Indonesia (UI) tersebut, kemarin (30/6/2018).
Advertisement
Yudi meyakini, Presiden mau mendengarkan argumentasi WP KPK tersebut. Sebab, sejauh ini, pihaknya melihat komitmen Presiden terhadap pemberantasan korupsi masih tinggi.
"Sebenarnya kami berharap Pak Presiden karena punya komitmen yang tinggi terhadap pemberantasan korupsi bisa membuat (TGPF) lah," kata dia.
Yudi menambahkan, pihaknya juga bakal mendatangi sejumlah tokoh di negara ini untuk meminta dukungan terhadap pembentukan TGPF kasus Novel Baswedan. Mulai dari tokoh agama hingga tokoh-tokoh atau pimpinan lembaga yang konsen terhadap pemberantasan korupsi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Khawatir Terulang
WP KPK khawatir, belum terungkapnya kasus Novel, bakal menimbulkan teror yang sama. Ini bisa terjadi kembali pada Novel ataupun penegak hukum lain.
Kekhawatiran WP KPK itu bukan isapan jempol. Setidaknya, terduga pelaku penyerangan Novel yang wajahnya sempat dirilis kepolisian sempat kepergok beberapa kali mengawasi rumah Novel.
Orang-orang mencurigakan sering terlihat wara-wiri di sekitar rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara tersebut. Bahkan, orang-orang itu secara diam-diam mengambil gambar para petugas KPK yang setiap hari berjaga di rumah mantan Kasat Reskrim Polres Bengkulu tersebut. ”Mereka ambil foto dari dalam mobil,” ujar Novel ketika dihubungi Jawapos.
Bukan hanya itu, orang mencurigakan juga pernah kepergok menyamar sebagai tukang ojek online. Selama tiga hari, orang tersebut kerap terlihat berhenti tidak jauh dari rumah Novel dan mengawasi suasana sekitar. Saat hendak dihampiri, pria berusia sekitar 40-an tahun itu awalnya kabur. Namun, di hari ketiga, orang tersebut akhirnya diamankan pihak keamanan KPK.
Saat ditanya, dia tampak gugup dan kebingungan menjawab pertanyaan petugas.
Ikuti berita menarik lainnya di Jawapos
Advertisement