Sukses

Wujudkan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini, BKKBN Gelar Khitanan Massal

Khitanan massal yang digelar di Manado ini merupakan rangkaian acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXV Tahun 2018 di Manado, Sulawesi Utara.

Liputan6.com, Manado Dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional XXV Tahun 2018, BKKBN menyelenggarakan kegiatan khitanan massal selama dua hari, 4-5 Juli 2018 yang bertempat di Klinik Madani, Tuminting, Manado.

Dwi Listyawardani, Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN mengatakan kegiatan khitanan massal ini sebagai bagian dari upaya BKKBN memberikan pelayanan kepada masyarakat dari aspek kesehatan terutama kesehatan reproduksi.

"Khitan bukan hanya berkaitan dengan agama tetapi juga untuk mewujudkan kesehatan reproduksi laki-laki. Di awali khitan sedini mungkin, saat masih anak-anak," kata Dwi Listyawardani di Klinik Madani, Rabu (4/7).

Selain itu kegiatan ini juga merujuk pada tema Harganas XXV Tahun 2018 yakni "Hari Keluarga: Hari Kita Semua" dengan tagline "Cinta Keluarga, Cinta Terencana" bahwa peringatan hari keluarga dimaksudkan agar maknanya dapat dipahami oleh seluruh keluarga dan benar-benar dapat dinikmati oleh seluruh keluarga dan masyarakat.

Dwi Listyawardani menjelaskan bahwa dengan melakukan khitan atau sunat, laki-laki akan tercegah dari berbagai penyakit yang berkaitan dengan reproduksi.

 

 

"Penyakit Menular Seksual ada kaitannya laki-laki tersebut pernah disunat atau tidak. Bisa jadi, kalau belum disunat ada bibit penyakit yang masih tertinggal," jelas Dwi.

Selain menggelar khitanan massal, masih dalam rangkaian puncak acara peringatan Harganas XXV yang digelar pada 7 Juli 2018, BKKBN juga menggelar kegiatan donor darah, deteksi dini kanker mulut rahim dan pelayanan KB yang digelar di beberapa puskesmas di Kota Manado. Semua kegiatan tidak dipungut biaya alias gratis.

Minat Vasektomi Semakin Tinggi

Berkaitan dengan program Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi, Dwi Listiawardani mengungkapkan bahwa minat masyarakat Sulawesi Utara untuk mengikuti KB Vasektomi semakin tinggi. Baru-baru ini bahkan BKKBN memberikan penghargaan kepada para motivator yang menyerukan program KB Vasektomi.

"Istimewa di Sulawesi Utara ini, peserta KB pria Vasektomi semakin tinggi. Ini sebuah prospek MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), minat terhadap vasektomi semakin bagus," ungkap Dwi.

Dwi pun optimis target Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2019) untuk MKJP tercapai.

"Metode kontrasepsi jangka panjang saat ini sudah meningkat menjadi 21,5, artinya kita sudah on the track menuju pencapaian RPJMN 2019 sebesar 23,5 persen," kata Dwi Listyawardani.

Ketika ditanya mengenai tantangan program Keluarga Berencana saat ini, Dwi mengungkapkan bahwa tantangannya adalah masalah ketahanan keluarga.

"Sekarang ini, masyarakat sudah banyak menerima program KB, penggunaan kontrasepsi, termasuk konsep keluarga kecil. Tantangan sekarang adalah lebih banyak masalah ketahanan keluarga, dimana pernikahan dini masih banyak, tingginya angka perceraian, kenakalan remaja. Oleh karena itu di peringatan Harganas, kegiatan pokok yang dihadirkan berkaitan juga dengan Keluarga Berencana dan Remaja," jelas Dwi.

 

(*)