Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan di desa-desa melalaui dana desa terus mengalami kemajuan. Tidak hanya menyasar pembangunan fisik berupa infrastruktur tapi pemberdayaan ekonomi pun terus digenjot.
Salah satu contohnya adalah di Kabupaten Gianyar, Bali, yang merupakan pusat turis di Bali. Untuk daerah-daerah tersebut, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
"Dana desa di sini sudah tersalurkan ke desa-desa 100 persen tahap 1 dan 2, saya senang sekali. Mungkin dana desa diprioritaskan untuk membangun ekonomi desa sehingga dana desa bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya di Wantilan Pura Gegaduhan, Ubud, Gianyar, Jumat (6/7/2018).
Advertisement
Dirinya menambahkan, saat ini ada tiga isu utama permasalahan yaitu mengenai stunting, kemiskinan, dan sampah plastik. Bali salah satu daerah yang bisa mengelola sumber daya alam (SDA) sehingga memiliki nilai tambah yang tinggi.
"Stunting karena kurang gizi. Coba alokasikan dana desa untuk atasi stunting. Sehingga Gianyar bebas stunting. Kemudian masalah sampah, yang akan mematikan sektor pariwisata contohnya di mangrove, jika tidak dikelola dan dikendalikan," tambahnya.
Dia melanjutkan, sampah plastik akan terurai secara fisik, nanti dimakan oleh ikan yang mengandung plastik yang beracun dan dimakan kita sehingga akan menyebabkan penyakit karena partikel plastik.
"Dana desa dipakai untuk penanggulangan sampah, supaya tidak terbawa ke laut," katanya.
Â
Kelola Sampah Organik
Dia juga mengajak masyarakat melakukan usaha pengelolaan sampah/bank sampah melalui BUMDes. Pengelolaan sampah bisa menghasilkan pendapatan. Contohnya Desa Panggungharjo. BUMDEDes panggung lestari. Pengelolaan bank sampah. Keuntungan lebih dari Rp 4 miliar.
Sampah-sampah organik tersebut diolah sehingga menjadi pupuk organik. Bikin biomasa.
Dana desa bisa menjadi stimulus untuk ekonomi BUMDes mengelola sampah. Dengan kreativitas ini, dana desa bukan jadi sumber utama tapi jadi stimulus.
Sementara itu, Bupati Gianyar, I ketut Rochineng mengatakan bahwa dana desa berperan strategis untuk pemerataan pembangunan.
"Dana desa memprioritaskan tenaga kerja setempat, bahan baku, dan swakelola. Program Padat Karya Tunai (PKT) membawa dampak akan perluasan tenaga kerja. Dana desa tahun 2018 dialokasikan sekitar Rp 51,9 M untuk sekitar 60 desa dan Rp 38 M untuk program PKT," ujar I Ketut Rochineng.
Â
Saksikan tayangan video menarik berikut ini:
Advertisement