Sukses

5 Fakta Pilu Kebakaran di Kemenhub yang Tewaskan 3 Orang

Sebanyak tiga orang dipastikan meninggal dalam kebakaran yang terjadi mulai pukul 03.30 WIB di Kementerian Perhubungan.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran terjadi di Gedung Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jakarta Pusat, pada Minggu 8 Juli 2018. Tiga orang dipastikan meninggal dalam kebakaran yang terjadi mulai pukul 03.30 WIB.

Korban meninggal ada yang ditemukan dalam keadaan membuka baju dan tidak ada identitas melekat di tubuhnya.

Sedangkan 20 orang lainnya selamat dari kebakaran tersebut. Mereka diperbolehkan meninggalkan rumah sakit setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Kementerian Perhubungan menyatakan, penyebab kebakaran hingga munculnya kepulan asap tebal di gedung tersebut masih terus diselidiki.

Berikut fakta-fakta mengenai kebakaran yang merenggut nyawa tiga orang di Kemenhub.

 

2 dari 6 halaman

1. Keracunan Karbon Monoksida

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Kadis Damkar) DKI Jakarta Subejo memastikan korban meninggal dalam kebakaran di gedung Kemenhub berjumlah tiga orang.

"Dua dari kontraktor. Satu dari karyawan Dishub (Dinas Perhubungan)," ujar Subejo di lokasi kejadian, Minggu 8 Juli 2018.

Pernyataan itu dibenarkan Kasie Operasi Damkar Jakarta Pusat Syarifudin. Menurut dia, total korban meninggal dunia tiga orang. Sementara yang berhasil diselamatkan sejumlah 20 orang.

"Korban selamat 20 orang. Kita enggak rinci 20 itu dari mana saja. 14 orang di lantai 12, 3 orang di lantai 5, terus yang terakhir dari lantai 2 sebanyak 3 orang," kata dia, Minggu 8 Juli 2018.

Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) menyatakan, ketiga korban meninggal adalah Muhammad Ridwan Ernaldi (29), Santoso (40), Khoirul (37).

Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Forensik RSCM Tjetjep Dwidja Siswaja menjelaskan, tak ada luka bakar di tubuh ketiga korban yang tewas. Mereka, meninggal karena terkena papar asap atau karbon monoksida (CO).

"Asap itu dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Itu asapnya mengandung CO, kita periksa di lubang hidungnya, banyak jelaga hitam," kata Tjetjep," kata dia.

"Kita lanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium. Yang bisa disimpulkan bahwa kematiannya sangat mungkin keracunan CO bukan karena luka bakar," papar Tjetjep.

3 dari 6 halaman

2. Pesan Permintaan Tolong Lewat Kardus

Ketika peristiwa kebakaran di Gedung Kemenhub terjadi, sedang ada renovasi di salah satu ruangan, tepatnya di lantai 18. Pekerja yang sedang mengerjakan revonasi pun terjebak.

"Ruangan lantai 18 gedung Kemenhub sedang direnovasi, ada tukang yang terjebak di sana," ujar staf Kemenhub Supandi di Jakarta, Minggu (8/7) seperti dikutip Antara.

Supandi mengatakan, jendela di lantai 18 Gedung Kemenhub, tempat tukang itu bekerja terbuka, dan para pekerja tampak berteriak dari jendela itu. Namun, karena tidak terdengar, para pekerja itu menuliskan pesan di sebuah kertas dan menjatuhkannya ke bawah.

"Isi pesannya, 'tolong, di sini banyak asap', tangga darurat gelap'," ujar Supandi.

Semua korban yang terjebak masih mengirimkan pesan melalui berbagai media, antara lain kertas, kardus air mineral dan lain-lain. Berdasarkan pantauan, ada satu korban diduga telah meninggal dunia telah dievakuasi oleh petugas.

4 dari 6 halaman

3. Alarm Peringatan Kebakaran Diduga Tak Berfungsi

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Sekjen Kemenhub) Djoko Sasono mengatakan, karyawan di Kemenhub tak mendengar alarm peringatan saat terjadi kebakaran.

"Kami (karyawan) tidak mendengar ada (bunyi) alarm," ujar di saat meninjau lokasi kebakaran Gedung Kemenhub, Minggu 8 Juli 2018.

Ia menduga, hal itu yang menyebabkan ada beberapa karyawan dari Kemenhub maupun kontraktor yang terjebak kepulan asap saat kebakaran terjadi.

"Jadi asap-asap itu muncul karena memang (masuk) ke dalam lorong-lorong, diketahui sampai di lantai paling atas," kata Djoko.

Menurut Djoko, asap pekat itu juga menyebabkan kesulitan untuk mengevakuasi korban-korban kebakaran. "Memang penanganan terhadap evakuasi ini cukup susah karena memang asap ini terlalu pekat," terang dia.

 

5 dari 6 halaman

4. Pintu Akses Banyak Terkunci

Proses evakuasi penyelamatan korban sempat mengalami hambatan. Hal ini lantaran banyak akses pintu yang terkunci. Terutama penyelamatan korban di lantai atas.

"#InfoKebakaran | Jl. Merdeka Barat | Situasi Proses pemadaman & evakuasi korban (asap masih tebal) | Pencarian korban dilanjutkan dari lantai 12 - Toproof, Korban di Lt.5 & Lt.12 status 8.1.0, Akses pintu byk yg terkunci, sehingga menyulitkan untuk pencarian korban dilantai atas," tulis tulis Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) DKI Jakarta dalam akunnya, @humasjakfire yang dikutip Liputan6.com, Minggu 8 Juli 2018.  

6 dari 6 halaman

5. Penyebab Kebakaran Masih Diinvestigasi

Sempat diduga, api berasal dari lantai parkir P5 atau P6. Di tempat itu terdapat genset dan server.

"Mungkin karena di situ terbakar, jadi asap membumbung sampai ke lantai paling atas, menyebabkan tangga darurat gelap dipenuhi asap, tukang tidak bisa keluar," ujar staf Kemenhub Supandi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono menambahkan, pihaknya tidak mau berspekulasi terkait penyebab kebakaran di kantor Kemenhub, namun yang terjadi adalah bukan api berkobar, namun asap yang pekat dari kabel yang terbakar yang menyebabkan tiga orang meninggal karena sesak napas.

"Intinya di gedung ini dilengkapi dengan alat pendeteksi kebakaran. Tadi saya juga datang ke sini pagi hari tidak melihat adanya nyala api, tapi memang asap itu berada di lantai-lantai," jelasnya.

Sementara itu, 'sprinkle' yang dipasang untuk alarm kebakaran itu biasanya mendeteksi panas, namun hal itu tidak bekerja karena hanya ada asap.

"Ini kami masih spekulasi, kami tidak berani menyimpulkan ini," ungkapnya.

Video Terkini