Sukses

Perjalanan 25 Tahun Dompet Dhuafa Membentang Kebaikan

25 tahun, Dompet Dhuafa membentang kebaikan.

Liputan6.com, Jakarta Melihat realita kemiskinan yang menjerat sebagian masyarakat di Indonesia, menjadi keprihatinan tersendiri bagi awak media di harian umum Republika. Berita yang beredar mengenai kemiskinan pun mengusik nurani.

Pada akhirnya, di medio 1993, Parni Hadi selaku Pemimpin Redaksi Republika saat itu, menginiasi dan mendirikan program Dompet Dhuafa sebagai wadah penggalangan donasi dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf masyarakat penderma. Dana yang terkumpul disalurkan melalui program yang terencana dan dipertanggungjawabkan secara berkala.

Pada periode pertama, Dompet Dhuafa berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 425.000,- dari para donatur. Nominal itu menjadi sejarah awal penghimpunan dan lahirnya Dompet Dhuafa yang terus berkomitmen untuk memberdayakan sesama.

Hingga 25 tahun kemudian, program tersebut terus bergerak menekan kemiskinan serta memberdayakan masyarakat miskin dan dhuafa melalui lima pilar pemberdayaan. Lima pilar ini ialah pendidikan, ekonomi, kesehatan, pengembangan sosial dan budaya, serta dakwah.

Lebih dari 16 juta jiwa penerima manfaat dari pilar-pilar pemberdayaan serta belasan ribu relawan (DD Volunteer) yang ikut dalam barisan membentang kebaikan Dompet Dhuafa.

“Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa, melalui pendekatan filantropis (welas asih) dan wirausaha sosial profetik (prophetic socio technopreneurship),” ujar Parni Hadi.

Segenap masyarakat yang bergerak bersama, mengajak bersinergi, dan menjaga semangat membentang kebaikan, menjadi penambah energi bagi Dompet Dhuafa dalam melayani masyarakat miskin dan dhuafa untuk tumbuh dan berdaya. Melihat senyum dan keberdayaan masyarakat miskin maupun dhuafa yang terus tumbuh, bahkan telah berganti status dari mustahik menjadi muzakki, adalah pelecut bagi Dompet Dhuafa untuk terus membentang kebaikan.

Salah satu contoh penerima bantuan Dompet Dhuafa yang telah berhasil tumbuh adalah Ratmi, seorang pengrajin lurik di Tlingsing, Klaten, Jawa Tengah. Kini, produknya mulai dilirik para desainer dan pecinta lurik Tanah Air dan mancanegara.

“Alhamdulillah, sejak kami mendapatkan bantuan modal, pelatihan dan pendampingan, kualitas lurik kami semakin bagus. Banyak desainer dan pecinta kain baik dari Indonesia maupun luar negeri memesan lurik buatan kami. Terima kasih atas dukungannya, dan semoga lurik Tlingsing semakin mendunia,” ucap Ratmi.

Segenap ikhtiar program pemberdayaan Dompet Dhuafa tersebut, selalu terbingkai semangat Kepedulian, Kolaborasi dan Keberagaman yang tegas tergambar dari 25 Tahun Membentang Kebaikan. Masih banyak ingin dicapai Dompet Dhuafa dalam bentangan waktu 25 tahun ke depan, 2018 -2043.

Dompet Dhuafa terus mengajak kepada seluruh masyarakat untuk hadirkan kolaborasi kepedulian dan keberdayaan bagi sesama. Dompet Dhuafa pun tak lupa memberikan apresiasi kepada para donatur dan masyarakat Indonesia atas kepercayaannya sebagai penyokong kiprah Dompet Dhuafa untuk bangsa.

 

 

(*)