Liputan6.com, Jakarta - Kondisi ekonomi keluarga yang serba terbatas dan bahkan tanpa orangtua, tak membuat Lalu Muhammad Zohri tenggelam dalam nestapa.
Kondisi ini justru mengantar Zohri, seorang pemuda 18 tahun dari Lombok, NTB, sebagai juara dunia di nomor bergengsi lari 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 di Finlandia, Rabu 11 Juli 2018.
Prestasi Zohri ini membuat bangsa Indonesia bangga. Terutama keluarganya.
Advertisement
"Setelah melihat videonya yang dikirim Zohri melalui WhatsApp, saya langsung menangis dan sujud sukur kepada Allah SWT," ucap kakak sulung Zohri, Baiq Fazilah (29), saat ditemui di rumahnya di Karang Pansor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB, Kamis, 12 Juli 2018.
Fazilah bercerita, adiknya itu bercita-cita ingin menjadi orang sukses dan membangunkan rumah sendiri untuk keluarga.
"Kalau saya sukses mau belikan tanah, terus bangun rumah sendiri," ujar Fazilah meniru ucapan Zohri, seperti dilansir Antara.
Â
Yatim Piatu
Menurut sang kakak, Zohri memiliki kemauan keras untuk menjadi orang sukses, meski di tengah keterbatasan keluarga dan tanpa orangtua.
Zohri merupakan yatim piatu. Ayahnya, Lalu Ahmad Yani, meninggal sekitar 2017. Sementara ibunya, Saeriah, telah meninggal sejak Zohri duduk dibangku sekolah dasar.
Zohri anak ke empat dari empat bersaudara, yakni Baiq Fazilah (29), Lalu Ma'rib (28), Baiq Fujianti (Almh), dan Lalu Muhammad Zohri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement