Liputan6.com, Jakarta - Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri gencar menangkap teroris belakangan ini. Teroris yang ditangkap itu ada yang akan melakukan aksi teror secara sendiri (lone wolf) atau bisa juga terkait jaringan terorisme.
Sebut saja penangkapan teroris di Jalan Sukamulya 7, Jakarta Pusat pada Senin 9 Juli 2018 lalu. Begitu juga penangkapan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Minggu 15 Juli serta pelumpuhan 3 teroris di Kaliurang, Sleman, Sabtu 14 Juli.
Baca Juga
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, untuk di wilayah DKI Jakarta saja, anak buahnya mampu menangkap 50 teroris. Mereka yang ditangkap diduga ada kaitannya dengan jaringan teror di beberapa lokasi yang ada di wilayah Indonesia.
Advertisement
"Hampir 50 kita tangkap di DKI kaitan dengan jaringan," kata Tito di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (16/7/2018).
Mantan Kepala BNPT inipun mengungkapkan, dalam menangkap terhadap para terduga teroris tersebut, Polri berpedoman pada UU Nomor 5 tahun 2018.
"Jadi kita gunakan UU baru Nomor 5 tahun 2018. Kalau dulu ada perencana atau baru membuat (teror) to? Sekarang itu sudah bisa kita proses,"Â ujar Tito.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
25 Teroris di Jabar
Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto mengungkap, sudah ada 25 terduga teroris yang berhasil ditangkap di wilayah hukumnya. Polisi telah melakukan penegakan hukum terhadap para terduga teroris tersebut.
"Khusus Polda Jabar, ada 25 yang dilakukan penegakan hukum," kata Irjen Agung di Indramayu, Minggu (15/7/2018).
Menurut Agung, penangkapan kepada 25 pelaku terduga teroris itu semua berkaitan dengan bom di Surabaya dan juga penyerangan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. "Maka Kapolri memerintahkan Polda khusus Jawa melakukan kegiatan, penindakan hukum," ujarnya.
Dari 25 terduga teroris, lima di antaranya tewas di lokasi kejadian setelah melakukan perlawanan kepada petugas. Yakni, empat di Cianjur dan satu di Subang.
"Untuk teroris yang di Subang, masih satu jaringan dengan pelaku teror yang ditangkap di Indramayu. Yaitu jaringan Haurgeulis," ungkap Agung seperti dilansir Antara.
Agung menambahkan penangkapan kepada sejumlah terduga teroris itu dilakukan sebelum mereka melancarkan aksinya.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement