Sukses

Beri Pelatihan bagi Warga Papua, Kapolri Bentuk Binmas Noken

Binmas Noken ini sebelumnya bernama Binmas Pioneer.

Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan masyarakat di Papua terus dilakukan oleh pemerintah. Tak hanya kementerian, Polri juga turun tangan membantu warga Papua di berbagai bidang kehidupan. Salah satunya, yaitu membentuk program Binmas Noken.

Menurut Kasatgassus Binmas Operasi Papua, Kombes Eko Sudarto, Binmas Noken ini sebelumnya bernama Binmas Pioneer.

Program tersebut sudah ada sejak 1993 di wilayah Polda Papua. Kemudian saat ini dikembangkan menjadi Binmas Noken.

"Noken itu artinya menjadi sebuah sumber inspirasi, menampung keluhan, menampung aspirasi, menampung segala macam saran pendapat dari rakyat yang ditujukan kepada kepala suku," kata Eko dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Secara umum, kata Eko, Binmas Papua memberikan pelatihan kepada warga Papua. Contohnya di bidang pendidikan, pertukangan, peternakan, perkebunan, perikanan, dan pertanian.

"Untuk bercocok tanam sudah diimplementasikan sesuai keinginan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan. Bidang peternakan lebah, peternakan babi, bahkan sudah ada yang berproduksi ternak ayam super," ucap Eko.

2 dari 2 halaman

Sentuh Anak-Anak

Sementara di bidang pendidikan, Eko mengatakan Binmas Polri juga sudah banyak menyentuh anak-anak melalui program Binmas sebagai guru pengajar (Polisi Pi Ajar). Menurut dia, Polri menghadirkan ahli pendongeng untuk menghibur anak-anak di Papua.

"Mereka ini merupakan aset bangsa yang terabaikan. Jadi, kami mengajak anak-anak menjadi punya kenangan yang bagus dan indah dengan mendatangkan ahli-ahli bercerita (dongeng)," ucap Eko.

Menurut dia, implementasi Binmas di Papua ini memang menjadi perhatian khusus Kapolri Jenderal Tito Karnavian terhadap warga Papua. Sebab, program ini merupakan salah satu metode soft approach Polri dalam membangun interaksi dengan masyarakat.

"Pak Kapolri punya keinginan untuk menangani masalah-masalah di Papua itu kan banyak masyarakat sebenarnya sangat rentan ditangani secara represif, sehingga sekarang diperlukan secara preventif dan preemtif, yaitu dengan soft power," tandas Eko.

Saksikan video pilihan di bawah ini 

Â