Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengirimkan tim tanggap darurat, usai gempa Lombok yang berkekuatan 6,4 Skala Richter. Tim tanggap darurat ini akan memetakan dampak gempa bumi di wilayah itu.
Kepala PVMBG, Kasbani mengatakan, dampak gempa bumi yang dipetakan seperti kerusakan bangunan, pergeseran tanah, retakan tanah serta mengantisipasi terjadinya perilaku tanah yang jenuh atau sebagian jenuh secara substansial kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan (likuifaksi) dan longsoran.
Menurut dia, pengukuran microtremor akan dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik tanah setempat.
Advertisement
"Juga memberikan rekomendasi teknis berkaitan dengan kerusakan geologi serta sosialisasi secara langsung ke masyarakat dan koordinasi dengan Pemda Provinsi NTB dan Kabupaten Lombok Timur dan instansi terkait lainnya," kata Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Minggu, 29 Juli 2018.
Dia mengatakan, gempa Lombok terjadi di darat dan goncangan dirasakan sangat kuat di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Utara.
Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi yang diterbitkan oleh PVMBG, lanjut dia, daerah Lombok Utara dan Lombok Timur termasuk KRB gempa bumi menengah. Di mana, lanjut dia, berpotensi terjadi gempa bumi dengan intensitas MMI VII-VIII, yang berpotensi menimbulkan kerusakan.
Kasbani menyebutkan kawasan daerah sekitar Lombok Timur dan Lombok Utara, tersusun oleh batuan alluvium dan endapan gunung api yang bersifat urai, sehingga memperkuat goncangan gempa bumi. Gempa Lombok, lanjut dia, terasa di Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Rinjani pada intensitas MMI VI dan menimbulkan kerusakan pada bangunan pos.
"Belum ada kenaikan aktivitas Gunung Rinjani akibat gempa bumi tersebut," ujar Kasbani.
14 Orang Meninggal
Akibat gempa Lombok, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir, 14 orang meninggal dunia, 162 jiwa luka-luka dan ribuan unit rumah rusak.
PVMBG Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB). Masyarakat juga diminta tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Kewaspadaan adanya gempa susulan harus tetap dijaga oleh masyarakat, meski kekuatannya relatif lebih kecil dari gempa bumi pertama.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement