Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyatakan gempa bumi susulan di Lombok mulai melemah, meski tercatat 303 gempa susulan usai gempa 6,4 Skala Richter yang terjadi 29 Juli 2018 lalu. Hal itu merupakan hasil pemantauan tim PVMBG Badan Geologi yang berada di lokasi bencana.
Menurut ketua tim yang juga Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Badan Geologi, Sri Hidayati, berdasarkan pengecekan di beberapa tempat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah setempat, terdapat kerusakan geologi akibat gempa tersebut. Salah satunya kata Sri, yaitu kerusakan bangunan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Rinjani di Sembalun.
"Rencana Tim PVMBG Badan Geologi akan melanjutkan pemetaan kerusakan geologi dan pengukuran mikrotremor serta sosialisasi," kata Sri Hidayati dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Senin, 30 Juli 2018.
Advertisement
Sri menjelaskan, dari hasil pemantauan di Pos PGA di Sembalun, belum ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Rinjani akibat gempa Lombok. Sementara, kata Sri, sampai saat ini masih ada enam pendaki yang terjebak di Danau Segara Anak akibat jalur pendakian tertutup longsor. Adapun sisanya sudah dievakuasi.
Â
Kondisi di Pengungsian
Lokasi pengungsian, ucap Sri, difokuskan di posko utama yang berada di Desa Madayin, Kecamatan Sambalia, Lombok Timur. Saat ini kebutuhan air bersih para pengungsi masih disuplai lewat tangki air.
"Kemungkinan bantuan sumur bor untuk saat ini akan sangat membantu," ujar Sri.
Sementara, kata Sri, kondisi listrik dan distribusi bahan bakar (BBM) di daerah bencana sudah dalam keadaan normal. Hal ini memudahkan pendistribusian logistik bagi para pengungsi. Berdasarkan data terakhir yang dilansir oleh PVMBG Badan Geologi, jumlah korban jiwa mencapai 17 orang meninggal dunia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement