Sukses

Moeldoko: Internalisasi Nilai Pancasila Bisa Dimulai dari Keluarga

Moeldoko menyatakan, internalisasi nilai-nilai Pancasila bisa dilakukan dari keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko turut menyikapi pembekuan Jaringan Ansharut Daulah (JAD) oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Keputusan pengadilan tersebut tersebut menandakan bahwa secara nyata ada pihak-pihak yang sengaja merongrong ideologi Pancasila.

Itu sebabnya, Moeldoko berpendapat bahwa keteladanan adalah hal penting dalam pengarusutamaan Pancasila di kehidupan sehari-hari.

"Bila pemimpin lakunya penuh noda, bagaimana anak muda bisa percaya tentang kebaikan Pancasila?" kata Moeldoko, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Moeldoko menyatakan, internalisasi nilai-nilai Pancasila bisa dilakukan dari keluarga. Semisal dengan cara melatih anak berterima kasih, meminta maaf, atau mengucapkan minta tolong dan mau memberi pertolongan kepada anggota keluarga, tetangga, dan orang lain.

"Ketahanan keluarga itu berjalan, maka ketahanan nasional akan terbentuk. Kalau keluarga morat-marit, anak terkena Narkoba, sudah mesti ketahanan nasional kita menjadi rawan," kata mantan Panglima TNI itu.

Menurutnya, keteladanan keluarga menjalankan nilai  Pancasila akan lebih efektif bagi generasi muda sekarang, ketimbang menggunakan pendekatan indoktrinasi.

"Mereka lebih senang cara komunikatif, partisipatif, dan interaktif," pungkas Moeldoko.

 

2 dari 2 halaman

BPIP Lakukan Internalisasi

Sementara itu, Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo menjelaskan, sejauh ini mereka sudah mengadakan berbagai kegiatan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Mulai dari seminar, workshop, hingga roadshow ke berbagai lembaga pendidikan.

"Kita ingin mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan jadi kebiasaan di masyarakat," katanya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (31/7/2018).

Menurutnya, contoh pengamalan Pancasila yang paling relevan dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari adalah menerima perbedaan dan saling menghargai.

"Tradisi tidak diskriminatif itu kan sudah jalan sejauh ini," kata Benny.

Dari segi pemerintah, pun menurutnya sudah melaksanakan salah satu sila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Pembangunan Indonesia Timur, BBM satu harga, pemerataan jawa-luar jawa itu kan cita-citanya untuk menghapus kesenjangan ekonomi," ucapnya lagi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: