Sukses

2 Jam Galang Donasi, LBH Pers Kumpulkan Dana Lebih dari Rp 100 Juta

Selain menggalang dana, LBH Pers juga melelang dua lukisan.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Bantuan Hukum Pers (LBH Pers) bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengadakan penggalangan donasi publik untuk LBH Pers yang saat ini tengah mengalami krisis finansial.

Direktur Eksekutif LBH Pers Nawawi Bahrudin bersyukur penggalangan donasi yang hanya dilakukan sekitar dua jam itu dapat mengumpulkan dana sekitar Rp 116 juta.

"Kita melakukan penggalangan dana LBH Pers. Kami sangat beryukur, karena malam ini bisa menunjukkan (bagaimana) kepeduliannya dengan LBH Pers,” ujar Nawawi, di Studio SCTV Lantai 19, SCTV Tower, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu, 1 Juli 2018.

Pengumpulan dana Rp 116 juta itu dilakukan dengan cara membagikan formulir donasi kepada pihak yang hadir. Selain lewat formulir itu, mereka juga berhasil menggalang dana dengan melelang dua buah lukisan yang didonasikan oleh S Malela Mahargasarie.

Lukisan pertama, yakni lukisan bergambar Bung Karno bersama Che Guevara. Lukisan itu berhasil dilelang kepada Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dakhiri dengan harga Rp 20 juta. Sedangkan, lukisan bergambar Jokowi berhasil dilelang kepada Katadata dengan harga Rp 25 juta.

Total, LBH pers berhasil mendapatkan Rp 160 juta donasi yang dimulai sekitar pukul 20.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB tadi.

"Ini menjadi tanda bahwa publik kita perlu pada (keberadaan) LBH Pers. Kita akan memegang amanah ini untuk keberlangsungan pers di Indonesia," ujar dia.

2 dari 2 halaman

Galang Donasi Warga

Nawawi menjelaskan, selain dilakukan pengumpulan dana, lembaganya juga membuka donasi di situs donasi kitabisa sejak bulan Juli lalu. Dengan target donasi yang terkumpul adalah 200 juta hingga September mendatang.

"Untuk biaya operasional lima bulan," sebut Nawawi.

LBH pers sendiri telah memperjuangkan kebebasan pers, kebebasan berekspresi dan berpendapat, serta memberikan dukungan advokasi hukum terhadap jurnalis dan masyarakat luas sejak awal berdirinya pada tahun 2003.

Sayangnya, lembaga tersebut kini berada di ujung tanduk karena mereka hanya mampu mendanai operasional kantor hingga Agustus 2018 ini.

"Jadi, dana yang kita kumpulkan ini untuk menjaga eksistensi, tapi bukan ini aja akan ada fundraising dari lembaga-lembaga donor,” ucap Nawawi.