Liputan6.com, Jakarta - Gempa Lombok berkekuatan 7,0 Skala Ritcher telah menelan korban 91 orang. Salah satu kelompok yang rentan celaka dan membutuhkan prosedur evakuasi khusus adalah anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) NTB, Fitri pun akan memberi pendampingan khusus kepada para penyandang disabilitas dan anak-anak.
"Khusus tunanetra kan mobilitasnya terbatas, apalagi ini gempa besar. Kami akan mendata dan memberikan penanganan khusus," kata Fitri kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (6/8/2018).
Advertisement
Menurut Fitri, hingga saat ini dirinya baru mendata 11 orang tunanetra yang ada di pengungsian. Sementara 2 orang tunanetra lainnya sudah mengungsi ke tempat saudaranya.
"Sisanya masih di pengungsian di Gondang, Lombok Utara. Itu yang akan kami datangi," ujar dia.
Fitri mengatakan, para penyandang disabilitas itu akan di bawah ke rumahnya sebagai tempat penampungan sementara. Namun, jika mereka ingin tetap di pengungsian, pihaknya akan mendampingi dan memberikan keperluan sehari-hari.
"Setiap hari akan kita pantau, apa yang mereka butuhkan di sana," kata Fitri.
Selain penyandang disabilitas, Fitri juga fokus pada pendampingan anak-anak. Sebab mereka lah yang memiliki rasa trauma paling besar atas peristiwa gempa Lombok ini.
"Kami akan memberikan motivasi, menghibur mereka seperti membuat game dan lainnya," tandas Fitri.