Sukses

Perluasan Ganjil Genap Bikin Jumlah Penumpang Transjakarta Naik

Enam hari setelah perluasan kebijakan ganjil genap berdampak pada kenaikan jumlah pelanggan bus Transjakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Enam hari setelah perluasan kebijakan ganjil genap berdampak pada kenaikan jumlah pelanggan bus Transjakarta. Tercatat, jumlah pelanggan Transjakarta pada Senin 6 Agustus 2018 mencapai 616.744.

"Atau naik hampir 34 ribu dibandingkan Senin sebelumnya (30 Juli)," kata Direktur Utama Transjakarta, Budi Kaliwono pada keterangan pers, Selasa (7/8/2018).

Budi menyebut, kenaikan jumlah pelanggan baik berasal dari layanan koridor, non koridor, maupun bus kecil yang tergabung dalam program One Karcis One Trip (OK-OTrip).

"Hingga Senin (6 Agustus) pelanggan OK-OTrip sudah lebih dari 40 ribu orang dengan 14 rute yang telah beroperasi," terang Budi.

PT Transjakarta, lanjut Budi menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dari masyarakat yang terus menggunakan layanan moda transportasi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di dalam setiap aktivitasnya.

"Manajemen Transjakarta terus berusaha meningkatkan kinerja seluruh lini dalam melayani seluruh pelanggan sehingga moda transportasi umum di DKI Jakarta selalu menjadi andalan bagi seluruh masyarakat," tandas Budi.

Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menindak pengendara yang melanggar perluasan sistem ganjil genap. Selama dimulainya operasi, tercatat ribuan pelanggar yang ditilang polisi.

"Total penindakan tilang ganjil genap selama lima hari dari tanggal 1 Agustus hingga 5 Agustus kemarin, jumlahnya sudah mencapai 5.303 kendaraan," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin 6 Agustus 2018.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Masih Banyak Pelanggaran

Ribuan pengendara ditilang selama perluasan aturan ganjil genapdiberlakukan. Padahal, sosialisasi sudah gencar dilakukan. Pelanggar yang ditilang mengaku tidak tahu soal aturan yang berlaku selama Asian Games 2018 ini.

Satgatur Polda Metro Jaya Ipda Ariyanto mengatakan mayoritas pelanggar masih menggunakan alasan klasik saat melewati jalanan yang terkena aturan ganjil genap.

"(Alasan) Masih sama, 'enggak tahu'. Klasik. Kurang sosialisasi, terus dekat. Kalau di sini alesan mau masuk tol, crossing jadi mereka pikir dekat. Ada juga yang ngotot, akhirnya saya berikan penjelasan akhirnya menerima. Rata-rata mereka mobil pribadi, dan rata-rata cowok mayoritas. Cewek jarang," kata Ariyanto di kawasan Tugu Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat 3 Agustus 2018.