Sukses

300 Kepala Kelurga Korban Gempa Lombok Mengungsi di Kuburan China

Di atas kuburan China yang masih berfungsi itu, terdapat 300 kepala keluarga korban terdampak gempa Lombok yang mengungsi.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa yang terus menerus melanda Lombok, bahkan hingga hari ini, membuat masyarakat tak berani dekat-dekat dengan rumah atau bangunan lainnya. Mereka khawatir bangunan yang sudah diguncang beberapa gempa besar itu ambruk tiba-tiba ketika gempa datang lagi.

Hampir semua warga korban gempa Lombok saat ini memilih tinggal di tempat-tempat terbuka seperti di tanah lapang, pinggir jalan, bahkan di kuburan.

Seperti yang dilakukan warga pesisir Kecamatan Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak mendapat tempat di tanah lapang maupun di pinggir jalan, mereka memilih mengungsi ke kuburan China.

"Apa boleh buat, ini tempatnya lebih tinggi dari gubuk-gubuk mereka di pinggir laut," kata Amir, seorang warga setempat yang menjadi relawan kepada Liputan6.com, Senin (13/8/2018).

Di atas kuburan China yang masih berfungsi itu, terdapat 300 kepala keluarga yang mengungsi. Semuanya merupakan nelayan dari dua kampung di pesisir Ampenan.

Hingga saat ini, kata Amir, warga korban gempa baru mendapat bantuan dari kelurahan saja. "Tapi bantuannya satu banding sepuluh. Orang banyak, anak-anak, orang tua, orang dewasa semua ngumpul disini," ucap Amir lirih.

 

2 dari 2 halaman

Warga Butuh Bantuan

Hingga saat ini warga di pengungsian kuburan China ini belum bisa berbuat apa-apa karena gempa yang masih terus mengguncang Lombok.

"Ada beberapa yang masih melaut, tapi itu juga kalau angin nggak kencang," ucap Amir.

Saat ini kata Amir, warga sangat membutuhkan bantuan terpal untuk tenda dan alas, selimut, dan minyak kayu putih atau minyak angin untuk anak-anak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: