Sukses

HEADLINE: Semangat Hari Kemerdekaan RI Berpadu dengan Gelora Asian Games 2018

Perayaan Hari Kemerdekaan ke-73 RI tahun ini berlangsung istimewa. Sebab, sehari kemudian, pembukaan Asian Games ke-18 akan digelar di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Kemerdekaan ke-73 RI tahun ini berlangsung istimewa. Sebab, sehari kemudian, pada 18 Agustus 2018, akan digelar pembukaan ajang olahraga negara-negara Asia, Asian Games 2018.

Semangat pun semakin terasa di Ibu Kota DKI Jakarta, yang menjadi salah satu tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia itu. Apalagi, terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games adalah pada 1962, 56 tahun lalu. 

Hampir di seluruh pelosok ibu kota, juga di daerah-daerah di Tanah Air, terlihat bendera Merah Putih berkibar di antara spanduk dan poster-poster bertema Asian Games ke-18.

Di Jakarta, warga menyambut kedatangan obor Asian Games, yang apinya salah satunya berasal dari India, negara pertama yang menggelar Asian Games.

Api dari India kemudian dibawa menggunakan pesawat menuju Yogyakarta, disatukan dengan api abadi dari Merapen, Jawa Tengah di Candi Prambanan. Obor Asian Games lalu dibawa secara estafet ke 53 kota di 18 propinsi di Indonesia. 

Pelajar dan warga berjejer di jalan-jalan untuk menyaksikan kedatangan obor api Asian Games 2018. Tak sedikit dari mereka berpakaian dan berdandan khusus.

Seperti yang terlihat di area sekitar RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018). Sekelompok orang berdandan ala tokoh wayang, termasuk Gatot Kaca. Mereka berbaris bersama pelajar menyambut kedatangan obor api Asian Games, yang telah menginap sebelumnya di Balai Kota DKI.

Kota Jakarta juga telah berbenah. Semua dipercantik dengan lampu-lampu, gapura dengan poster dan plang bertema olahraga, mural-mural Asian Games, hingga jalan-jalan dengan cat warna warni yang memukau.

Tak ketinggalan para artis dan seniman. Mereka sudah menyiapkan diri untuk ajang pesta olahraga terbesar di Asia ini.

Koreografer asal Solo, Eko Supriyanto mengatakan, ia mendapat tugas membuat koreografi 1.600 penari, dari total 4.000 penari yang ambil bagian dalam upacara pembukaan Asian Games nanti.

Untuk menaklukkan panggung raksasa saat pembukaan, Eko menggunakan cara khusus, yaitu memberi nomor kepada penari dan memakai perangkat komunikasi untuk mendengarkan arahan sang koreografer secara langsung.

"Kami mempunyai koreografi charting, jadi mereka harus sesuai arahnya ke mana. Ini sangat menantang," kata Eko Supriyanto yang dikenal dengan julukan Eko Pece tersebut. 

Demi mewujudkan pertunjukkan yang spektakuler di pembukaan Asian Games, para penari berlatih intensif dan tanpa kenal lelah. Mantan koreografer artis dunia, Madonna itu sudah menggeber latihan sejak April lalu.

Asian Games yang tahun ini dilaksanakan di Indonesia, memang bukan hanya sekedar acara biasa. Agenda akbar ini sekaligus menjadi ajang dan kesempatan bagi RI untuk unjuk gigi ke dunia.

Semua mata dunia akan mengarah ke Indonesia selama Asian Games berlangsung. Tak heran jika Presiden Joko Widodo mengajak seluruh rakyat untuk menyukseskan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018. Jokowi ingin Indonesia menjadi tuan rumah yang baik.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta atlet-atlet Indonesia dapat berprestasi di multievent olahraga antarnegara Asia tersebut.

"Sebagai bangsa yang besar, sebagai salah satu mutiara terindah di Asia dan dunia, Indonesia harus menggunakan Asian Games dan Asian Para Games untuk menunjukkan pada dunia bahwa bangsa Indonesia adalah tuan rumah yang baik, bangsa yang berprestasi, bangsa juara dan menjunjung tinggi fair play," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan, Kamis (16/8/2018).

Jokowi mengingatkan bahwa perhelatan Asian Games merupakan kesempatan emas bagi Indonesia, untuk kembali memukau dunia dengan keunggulan dan prestasinya. Jokowi pun menyatakan siap mendukung penuh para atlet untuk mengibarkan bendera Merah Putih di podium juara.

Jokowi menyebut, menjadi tuan rumah ajang sekelas Asian Games adalah kebanggaan tersendiri bagi Indonesia.

"Kita akan menjamu kontingen dari 45 negara, melibatkan lebih 11 ribu atlet dan 5.500 official, terbesar sepanjang sejarah Asian Games 2018. Sementara Asian Para Games akan menghadirkan lebih dari 5.000 anggota kontingen," ujar Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini pun berpesan agar Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sebab, menjadi tuan rumah Asian Games atau Asian Para Games bukan hal gampang. Indonesia sendiri telah menunggu selama 56 tahun untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Di Asian Games 2018, Indonesia menerjunkan 938 atlet. Dari jumlah ini ada dua sosok menarik yakni atlet termuda dan tertua.

Yang paling sepuh adalah Michael Bambang Hartono dari cabang olahraga bridge dan yang termuda Aliqqa Kayyisa dari cabang olahraga skate board. Bambang Hartono tidak hanya jago bridge, dia juga seorang pengusaha.

Bambang, pemilik perusahaan rokok, dinobatkan sebagai orang terkaya ke-2 se-Indonesia versi majalah Forbes. 

Meski sudah tidak muda lagi, Bambang bertekad meraih medali emas saat turun di nomor supermix tim. Untuk itu, Bambang dan timnya berguru pada pemain bridge profesional asal Polandia, Krzystof Martens.

Sementara atlet termuda tercatat atas nama Aliqqa Kayyisa. Atlet berusia 9 tahun ini masuk skuat Asian Games Indonesia untuk cabang olah raga skateboard. Skater yang masih duduk di sekolah dasar (SD) ini diandalkan untuk nomor street putri bersama skater lainnya yang juga masih berusia muda, yakni Nyimas Bunga Cinta.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Keistimewaan Asian Games di Indonesia

Asian Games kali ini memang terbilang istimewa. Selain merupakan yang ke-18 dan berlangsung di tahun 2018, Asian Games ini juga merupakan yang paling banyak diikuti negara-negara di Benua Asia yakni 45 negara.

Indonesia sebenarnya menjadi tuan rumah pengganti untuk Asian Games kali ini. Indonesia menggantikan Vietnam yang memilih mundur.

Satu hal yang tak kalah penting yakni Asian Games 2018 menjadi ajang penyatuan dua negara yang pernah berseteru. Pada Asian Games kali ini, Korea Utara dan Korea Selatan bersatu dengan menurunkan tim gabungan atau tim unifikasi dalam tiga cabang olahraga, yakni basket, kano, dan dayung.

Tim basket putri unifikasi Korea yang memulai petualangan lebih dulu dengan menghadapi Indonesia pada matchday pertama Grup A di Hall Basket Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (15/8/20180).

"Kami sangat bangga dan bergembira bahwa Asian Games bisa berkontribusi pada proses perdamaian di Semenanjung Korea. Tim Korea yang bersatu membuat sejarah dengan berkompetisi bersama untuk pertama kalinya di Asian Games, dan kami menantikan untuk melihat tim lain beraksi dalam beberapa hari mendatang," ujar Direktur Jenderal Olympic Council of Asia (OCA) atau Dewan Olimpiade Asia, Husain Al Musallam.

Kesepakatan dua negara Korea membentuk tim gabungan terjadi pada pertemuan yang digagas OCA di Jakarta, 28 Juni 2018. Dari situlah tercetus keputusan untuk menurunkan tim gabungan dalam tiga cabang olahraga (cabor), yaitu basket, kano dan dayung yang akan digelar di Palembang.

"Pertandingan bola basket wanita membuktikan kekuatan olahraga untuk menyatukan manusia. Bukan hanya pemain dari Korut dan Korsel yang sama-sama, tapi juga para ofisial dan suporter. Melihat presiden dari dua Komite Olimpiade Nasional duduk berdampingan satu sama lain di area VIP adalah momen yang sangat penting," ia menambahkan.

Tak hanya OCA, suporter pun ikut senang melihat para pemain Korut dan Korsel bahu membahu dalam mencetak kemenangan 108-40 atas Indonesia. Mereka berharap penyatuan ini juga merembet ke berbagai bidang.

Asian Games ke-18 akan diselenggarakan pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.

Â