Liputan6.com, Jakarta - Usai terjadinya gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,9, Miggu malam, 19 Agustus 2018, kera banyak berkeliaran di ruas jalan utama bagian timur Pulau Lombok serta kebun warga.
Menurut Hendra, warga di sekitar lokasi, Kamis(23/8/2018), hewan tersebut berkumpul di tepi jalan yang diapit oleh pantai dan punggung gunung.
Seperti dilansir Antara, keberadaan hewan primata ini memang tidak mengganggu pengguna jalan.
Advertisement
Namun, sejak terjadi gempa, kera-kera tersebut turun gunung. Mereka kerap mengagetkan para pengguna jalan. Kera-kera itu juga memakan buah jambu mete milik warga.
Banyaknya hewan primata itu sudah terasa sejak di ruas jalan dari Belanting sampai Obel-Obel, Kecamatan Sambalia yang disambung ke arah Sembalun atau kaki Gunung Rinjani.
"Heran saja jadi banyak kera yang turut ke jalan," kata Hendra, warga Sambalia, Lombok Timur.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Â
Tidak Ada Air dan Makanan
Dirinya memperkirakan kera itu turun dari gunung atau hutan karena tidak adanya air dan makanan di habitatnya hingga turun ke jalan raya.
Hal sama juga diungkapkan Aisyah, pedagang di Sembalun. Dirinya pernah melihat kera naik ke kubah masjid dekat tempat tinggalnya yang roboh.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Advertisement