Sukses

Pollycarpus Bebas Murni, Istri Munir Suciwati Kirim Pesan soal Kejujuran

Sejak awal proses persidangan kasus pembunuhan Munir yang mendudukkan Pollycarpus sebagai terdakwa sudah diwarnai kejanggalan.

Jakarta - Istri aktivis HAM Munir Said Tahlib, Suciwati, mengirim pesan kepada terpidana pembunuh suaminya, Pollycarpus Budihari Prijanto. Suciwati bilang, "Kejahatan akan menuai kejahatan lain".

Polly akan menikmati status bebas murni hari ini, Rabu (29/8/2018). Kebebasan satu-satunya tersangka yang dipidana dalam kasus terbunuhnya Munir itu tak lantas membuat kabut seputar kasus itu terungkap.

Suciwati pun meminta Pollycarpus agar bersikap jujur. "Saya hanya mau bilang, seharusnya dia belajar bicara jujur siapa pelaku sebetulnya pembunuh suami saya dan siapa yang menyuruh dia," ujarnya ketika dihubungi DW.

Meski telah menikmati kebebasan bersyarat sejak November 2014, Pollycarpus banyak menutup mulut ihwal kasus yang menyeretnya ke hotel prodeo. Sebaliknya, bekas pilot Garuda Indonesia itu memanfaatkan kebebasan barunya itu untuk merapat ke politik, antara lain kepada Tommy Soeharto.

Polly bergabung dengan Partai Berkarya besutan Tommy. Kepada penulis DW, Monique Rijkers, dia mengaku bekerja di PT Gatari Air Service milik Tommy.

Sejak Maret silam dia juga terdaftar sebagai kader Partai Berkarya milik putra bekas Presiden Soeharto itu.

Tidak heran jika Suciwati kehabisan harap. "Sejak awal saya tidak pernah melihat dia mempunyai niat baik," tuturnya. "Saya melihat banyak sekali kejanggalan-kejanggalan di pengadilan atau kebohongan yang dia berikan kepada kepolisian," kata Suciwati.

Pollycarpus dipidana bersalah dan divonis penjara selama 14 tahun lantaran terbukti meracuni Munir dengan arsenik. Korban yang saat itu dalam perjalanan ke Belanda untuk melanjutkan studi, dinyatakan meninggal dunia hanya dua jam sebelum tiba di bandar udara Schiphol, Amsterdam.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

2 dari 2 halaman

Janggal sejak Awal

Namun, sejak awal proses persidangan Pollycarpus sudah diwarnai kejanggalan. Salah satu misteri terbesar yang mengitari kasus kematian Munir adalah raibnya hasil temuan Tim Pencari Fakta (TPF). Oleh pemerintahan Joko Widodo, dokumen yang antara lain berisikan nama-nama orang yang ikut terlibat itu dinyatakan hilang pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Namun, SBY melalui mantan Menteri Sekretariat Negara Sudi Silalahi mengatakan pihaknya telah menyerahkan dokumen tersebut.

Pun kesaksian Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi Sapto Prabowo, menyebut dokumen TPF telah diterima di Istana Negara pada 26 Oktober 2016 melalui kurir.

Kini sejumlah organisasi HAM menggalang dukungan menempuh jalur hukum untuk memaksa pemerintah mempublikasikan hasil temuan TPF.

Meski tak yakin akan mendapat kebenaran dari Pollycarpus, Suciwati tetap mengingatkan bekas pilot Garuda Indonesia itu terhadap konsekuensi tindakannya tersebut.

"Saya pikir ini penting diingat Pollycarpus karena dia punyak anak dan keturunan yang suatu saat akan membuat dia berpikir ulang apakah dia orang yang baik atau tidak."

Baca berita DW lain di sini