Liputan6.com, Jakarta - Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sekaligus menorehkan prestasi, mementahkan pandangan negatif kelompok radikal atas penyelenggaraan pesta olahraga se-Asia itu.
"Apa yang mereka lakukan dengan menyebarkan fitnah dan propaganda semua mentah," kata Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof Hamdi Muluk yang dikutip Antara dari siaran pers di Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2018.
Baca Juga
Menurut Hamdi, kelompok radikal menilai acara pembukaan Asian Games 2018 tidak sesuai dengan ajaran Islam karena memeragakan simbol-simbol dan banyak atlet yang menggunakan pakaian terbuka.
Advertisement
Asian Games juga dituding tidak mempunyai empati terhadap bencana gempa bumi di Lombok.
"Pandangan kelompok tersebut memang sempit. Makanya momen Asian Games ini menjadi ajang untuk memerangi pandangan-pandangan radikal. Asian Games ini mampu memperkuat persatuan dan kesatuan kita, bangsa Indonesia," ujarnya.
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Pandangan Kelompok Radikal tentang Indonesia
Hampir semua kegiatan yang dilakukan pemerintah juga tak luput diserang kelompok radikal. Baik itu melalui akun mereka di media sosial maupun di situs media online.
"Di mata mereka, negara Indonesia itu sesat, jadi semua atribut kebangsaan, burung garuda, bendera merah putih dianggapnya sesat, tidak sesuai ajaran Islam," kata Hamdi.
Padahal ulama-ulama dulu yang menjadi pendiri bangsa sudah sepakat dengan NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Pancasila.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Advertisement