Liputan6.com, Jakarta: Wartawan sejumlah media massa dituding turut mencicipi kucuran dana nonbujeter Badan Urusan Logistik untuk menangkis pemberitaan miring mengenai mantan Presiden B.J. Habibie menjelang Pemilihan Umum 1999. Pemimpin Umum majalah mingguan Tempo Fikri Juffri dan Pemimpin Umum harian Kompas Jacob Oetama membantah berita tersebut, di Jakarta, Rabu (19/6).
Menurut Jacob, upaya mempengaruhi masyarakat lewat tulisan adalah hal biasa. Meski demikian, dia mengatakan, wartawan harus tegas menyikapi tuduhan sogok tadi. Sedangkan Fikri mengungkapkan, pengontrolan berita dilakukan demi keseimbangan situasi. "Itu kan memang tugas media massa," ujar dia.
Staf Ahli Wakil Presiden Laode Kamaluddin juga membantah pernah membagikan dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 400 juta kepada media massa untuk mengontrol berita seputar Habibie [baca: Laode Kamaluddin Membantah Menggunakan Dana Bulog]. Menurut dia, duit tersebut digunakan untuk menyelenggarakan seminar dan pertemuan yang membahas sejumlah masalah.(MTA/Nina Estantyo dan Anto Susanto)
Menurut Jacob, upaya mempengaruhi masyarakat lewat tulisan adalah hal biasa. Meski demikian, dia mengatakan, wartawan harus tegas menyikapi tuduhan sogok tadi. Sedangkan Fikri mengungkapkan, pengontrolan berita dilakukan demi keseimbangan situasi. "Itu kan memang tugas media massa," ujar dia.
Staf Ahli Wakil Presiden Laode Kamaluddin juga membantah pernah membagikan dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 400 juta kepada media massa untuk mengontrol berita seputar Habibie [baca: Laode Kamaluddin Membantah Menggunakan Dana Bulog]. Menurut dia, duit tersebut digunakan untuk menyelenggarakan seminar dan pertemuan yang membahas sejumlah masalah.(MTA/Nina Estantyo dan Anto Susanto)