Liputan6.com, Jakarta - Dinas Perhubungan telah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas sistem ganjil genap yang diberlakukan selama perhelatan Asian Games 2018. Dalam rapat tersebut, salah satu peserta mengusulkan pemberlakuan ganjil genap untuk sepeda motor.
"FGD terakhir ini untuk menginformasikan tentang apa yang sudah dibicarakan selama ini," buka Wakil Kepala Dinas Perhubungan Sigit Wijatmoto di Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, ditulis Sabtu (1/9/2018).
Baca Juga
Agenda ini dihadiri beberapa perwakilan komunitas, di antaranya Kepala BPTJ Bambang Prihartono, Sudit Keamanan dan Keselamatan Polda Metro Jaya Sutikno, Anggota Commuter Line Mania Anthony Ladjar, dan Anggota Komite Penghapusan Bersin Bertimbal Ahmad Safrudin.
Advertisement
Masing-masing perwakilan menyampaikan evaluasi dan rekomendasinya. Salah satu rekomendasi yang menarik berasal dari Anthony yakni pemberlakuan sistem ganjil genap untuk kendaraan roda dua.
"Harapan saya dengan adanya ganjil genap ini, tolong motor juga berlaku pak," kata Anthony.
Anthony bercerita, saat motor dilarang melintas di Sudirman-Thamrin, mengendarai sepeda di Jakarta terasa nyaman. Ia bisa menyapa pengendara mobil sambil menggoes sepedanya.
"Kalau sekarang saya dadah-dadah sama mobil, motor ngantri di belakang saya," ungkapnya.
Anthony tidak bermaksud untuk melanggar hak asasi manusia (HAM). Namun, menurutnya urusan polusi sudah tidak bisa dibatasi dengan HAM.
"Justru saya tanya hak saya sebagai manusia di Jakarta yang terkena paparan polusi, itu yang harusnya dibela," ujarnya.
Â
Â
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Polusi Menurun
Ahmad Safrudin dari Komite Penghapusan Bersin Bertimbal menyatakan bahwa terjadi penurunan gas karbondioksida (CO2) 4,75 juta hingga 7,77 ton per tahun dari total emisi CO2 selama berlangsungnya sistem ganjil genap. Pria yang juga disapa Puput ini juga menyebut adanya penghematan bahan bakar minyak (BBM) hingga Rp 19 triliun per tahun sebagai dampak dari sistem ganjil genap.
"Ada istilah co-benefit, sekali dayung dua, tiga pulau terlampaui," ujar Puput.
Selama pemberlakukan sistem ganjil genap, Kepala BPTJ Bambang Prihartono menyatakan jumlah pengguna Commuter Line naik sebanyak 20% sementara Bus Transjakarta mengalami lebih banyak peningkatan yakni 40%. Hal ini dianggap sebagai prestasi karena p eningkatan di jalur alternatif sendiri hanya naik sedikit yaitu sebanyak 2%.
"Tentu ganjil genap bukan satu satunya", jawab Bambang saat ditanya terkait rencana penerapan sistem ganjil genap dalam jangka panjang. Sistem ganjil genap dianggap dapat dilakukan dalam waktu dekat, dan disebut sebagai sistem transisi sebelum sistem jalan berbayar yang menjadi kebijakan final untuk ditetapkan di DKI Jakarta.
Langkah selanjutnya bagi Dinas Perhubungan adalah mengedukasi masyarakat. "Kita move on, bagaimana kita mengedukasi masyarakat?" kata Bambang.
Agenda ini digunakan untuk menghindari pelanggaran yang dilakukan masyarakat. "Kalo enggak edukasi ya sama saja," ujarnya.
Â
Reporter: Melissa Octavianti
Advertisement