Sukses

Tol Tangerang-Merak Akan Berlakukan Transaksi Tanpa Kendaraan Berhenti

Transkasi tol Multi Lane Free Flow (MLFF) atau pembayaran tanpa berhenti di gerbang tol akan diterapkan di ruas tol Tangerang-Merak

Liputan6.com, Jakarta - Transkasi tol dengan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) atau pembayaran tanpa berhenti di gerbang tol akan diterapkan di ruas Tol Tangerang-Merak (Tamer). Uji coba sistem ini akan dilakukan mulai September 2018.

"Sedang kami coba kendaraan tidak perlu berhenti (saat membayar). September akan diuji coba di lima gerbang tol," kata Krist Ade Sudiyono, Presiden Direktur (Presdir) PT Marga Mandala Sakti (MMS) selalu operator Tol Tamer, ditulis Sabtu (1/9/2018).

Transaksi tol bersistem Elektronik Tol Collection itu akan di uji coba secara terbatas. Nantinya, di lima gerbang tol yang tidak disebutkan lokasinya, akan dipasang tiga paket sistem yaitu Front-end, alat untuk membaca jenis dan nomor pelat kendaraan, lalu Middle-end alat untuk sistem perbankan dan back-end system untuk clearing.

"Nantinya fasilitas readers yang dipasang di alat pantau kamera, yang akan dibaca secara elektronik ke sistem komputerisasi atau back office, sehingga pembayaran tol lebih cepat," terangnya.

Penggunaan sistem MLFF di jalan tol sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Alat itu telah berlaku di ruas Tol Jagorawi, namun kurang peminatnya.

Sistem MLFF merupakan generasi kedua dari penerapan pembayaran e-money di setiap jalan tol.

"Baru satu bank yang sudah siap. Faktanya memang yang sudah siap di Jagorawi, kedua belum banyak orang yang memiliki alat OBU (on board unit)" kata Kepala Perwakilan BI Banten Rahmat Hernowo.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Persoalan Lain

Jika kendaraan sudah dipasang OBU dan alat MLFF telah dipasang disetiap gerbang tol, maka pengemudinya tidak perlu lagi menempelkan kartu e-money nya ke mesin transaksi dengan membuka kacanya.

Jika di negara Jepang, kecepatan kendaraan yang bisa dibaca oleh alat OBU, maksimal 40 kilometer per jam. Tetap melaju dengan kecepatan tertentu, mesin MLFF akan membaca kendaraan yang telah dipasang OBU.

Nyatanya, ada persoalan lain dalam penerapan sistem ini, ketersediaan alat yang cukup mahal, harganya antara Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu. Lalu, alat MLFF yang sudah siap baru ada di Tol Jagorawi.

Persoalan lainnya, belum ada keterangan di gerbang tol yang menyediakan alat transaksi OBU. "Masih belum ada tulisan gerbang OBU, di gerbang tol taman mini sudah ada. Lebih cepat transaksi dan tenaga kerjanya bisa di manfaatkan ke (tempat) yang lainnya," ia memungkasi.