Fokus, Bekasi - Para perajin tempe semakin resah karena nilai tukar dolar Amerika Serikat semakin menguat terhadap rupiah. Perajin mengaku, jumlah produksi kini dikurangi dari sebelumnya 1 1/2 kwintal per hari menjadi 1 kwintal.
Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Rabu (5/9/2018), kenaikan harga kedelai sudah dirasakan para perajin tempe sejak satu bulan terakhir.
Pergerakan harga bahkan cenderung melonjak, karena bahan baku tempe masih impor dari Amerika. Kini untuk satu potong tempe seberat 4,5 ons dijual Rp 5 ribu kepada konsumen.Â
Advertisement
Pilihan memperkecil ukuran menjadi alasan dibanding harus menaikan harga karena pembeli semakin menurun.
Para perajin tempe kini berharap pemerintah mampu mengendalikan gejolak harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe. (Muhammad Gustirha Yunas)