Liputan6.com, Jakarta - Perajin tempe yang ada di Desa Tegalgondo, Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, khawatir bila nilai rupiah terus melemah terhadap Dolar Amerika. Pasalnya, mereka menggunakan kedelai impor sehingga bila rupiah semakin terpuruk, harga kedelai pun makin mahal.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Jumat (7/9/2018), sejauh ini perajin tempe masih bisa mensiasati kenaikan harga kedelai dengan mengurangi ukuran tempe.
Baca Juga
Siasat serupa dilakukan perajin tempe di Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten. Mereka memperkecil ukuran tempe agar tidak mengalami kerugian. Selain itu, para perajin juga mengurangi jumlah produksi setiap harinya.
Advertisement
Perajin tempe di Tegal, Jawa Tengah, juga menjerit karena harga kedelai terus merangkak naik. Di sejumlah agen, kedelai dijual Rp 7.500 per kilogram. Harga ini naik Rp 1.000 dibanding harga seminggu yang lalu. (Rio Audhitama Sihombing)Â