Liputan6.com, Medan - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia telah melewati target jumlah buta aksara yang ditetapkan UNESCO, yaitu minimun 5 persen. Sekarang hanya tinggal 2,02 persen yang buta aksara. Jumlah ini berada di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
"Karena, itu penanganannya harus lebih spesifik," kata Muhadjir di acara puncak Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional di Alun-alun Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara, Sabtu, 8 Agustus 2018.
Mendikbud berharap, seluruh provinsi di Indonesia melakukan upaya pemberantasan buta aksara. Selain itu, diharapkan juga tidak ada lagi terjadi buta aksara kembali karena kemampuannya tidak digunakan.
Advertisement
"Yang kita tekankan adalah bagaimana agar kemelekan aksara ini dapat diterapkan untuk hidup sehari hari," ucap Mendikbud.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengungkapkan, akan berupaya mengurangi jumlah buta aksara di wilayahnya. Dalam satu tahun, jumlah buta aksara yang saat ini mencapai 134.000 orang, ditargetkan berkurang hingga 50 persen.
Diakui Edy, Kabupaten Nias adalah daerah yang paling banyak buta aksara di Sumatera Utara. Mengurangi buta aksara harus menjadi tekad bersama demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Apresiasi Pegiat Literasi
"Bayangkan, bagaimana kita bisa mencapai cita-cita nasional, salah satunya mencerdaskan kehidupan dan menyejahterakan bangsa, jika membaca pun tidak bisa," ungkapnya.
Edy mengapresiasi upaya dan dedikasi yang dilakukan para pegiat literasi di Sumatera Utara. Mantan Pangkostrad itu juga mengajak semua kalangan agar bisa bersama-sama berupaya membangun budaya literasi.
"Demi kemajuan pendidikan di Provinsi Sumatera Utara ini, mari kita sama-sama bergandeng tangan," ujarnya.
Advertisement