Liputan6.com, Jakarta - Istilah stunting mungkin belum akrab terdengar di tengah masyarakat. Namun, bahaya stunting jelas tidak main-main. Betapa tidak, anak dengan gizi buruk tersebut akan memiliki masalah dengan pertumbuhan fisik dan kecerdasan.
"Pertumbuhan anak yang terhambat sering dianggap sebagai faktor keturunan saja, sehingga diabaikan," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Niken Widiastuti, Kamis, 9 Agustus 2018.
Baca Juga
Bahkan, stunting dapat menjadi ancaman bagi generasi Indonesia di masa depan jika tidak segera dicegah. "Indonesia akan melewatkan masa bonus demografi hingga tahun 2030 dengan tidak optimal karena tidak dapat menciptakan generasi emas Indonesia," imbuh Niken.
Advertisement
Bagaimana bahaya, pemicu, dan penanganan terhadap stunting? Simak Infografis berikut ini:
Kenapa Orang Kaya Kena?
Kurang gizi kronis (berlangsung lama) pada anak atau stunting bukan cuma masalah keluarga miskin. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 Kementerian Kesehatan RI sekitar 29 persen anak stunting berasal dari keluarga kaya.
"Jadi stunting bukan hanya berasosiasi dengan kemiskinan saja, yang kaya juga. Ini berarti ada persoalan pada perilaku dan prioritas," kata Direktur Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting MCA-Indonesia, Iing Mursalim di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018.
Advertisement
Kerdil Fisik dan Otak
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla atau JK menilai stunting di Indonesia belum sepenuhnya teratasi.
"Stunting itu kerdil fisik dan otak. Ya, pada umumnya anak yang stunting itu (bertubuh) kerdil. Memang begitu adanya, jangan menyembunyikan kenyataan," ujar JK di Jakarta, Selasa, 3 Juli 2018.
Penggunaan kata 'kerdil' menurut JK untuk mempermudah penyebutan dan pemahaman. "Ada juga calon gubernur di suatu daerah malah tidak tahu soal stunting. Tidak tahu apa itu stunting. Saat disebut 'kerdil' baru tahu," cetus JK.