Sukses

Ratusan Hektare Hutan di Gunung Sindoro-Sumbing Terbakar

Ratusan hektare lahan di Gunung Sindoro-Sumbing ini di bawah pengelolaan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara, Perum Perhutani.

Liputan6.com, Temanggung - Ratusan hektare kawasan hutan savana di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terbakar. Ratusan hektare lahan ini di bawah pengelolaan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara, Perum Perhutani.

Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bencana, BPBD Kabupaten Temanggung Edi Muryanto menyebutkan, akibat kebakaran di Gunung Sindoro sejak Jumat 7 September lalu, luas lahan yang terbakar mencapai 245,1 hektare.

Kemudian di Gunung Sumbing, api yang muncul pertama kali pada Senin 10 September petang telah melahap sekitar 239 hektare alang-alang di petak 20-1.

Menurut dia, meluasnya kebakaran di dua gunung tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain keringnya vegetasi padang ilalang serta kencangnya hembusan angin sehingga nyala api mudah sekali menyebar.

"Kalau pemicunya, kami hanya memprediksi bisa karena alam atau ulah manusia sehingga menimbulkan nyala api yang akhirnya meluas seperti ini," kata Edi di Temanggung, Selasa (11/9/2018).

Dia menuturkan, guna menghindari berbagai kemungkinan kebakaran di Gunung Sindoro dan Sumbing yang semakin parah, petugas gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, relawan, Perhutani, dan BPBD langsung terjun ke lokasi kebakaran untuk melakukan pemadaman secara manual. Juga membuat sekat di sekitar kobaran api.

"Termasuk kegiatan pemantauan yang kami lakukan secara terus menerus di berbagai titik posko. Di samping upaya pemadaman, petugas yang terjun di lapangan juga meminta turun para pendaki yang masih di puncak gunung atau melarang mereka yang akan naik gunung, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ucap Edi seperti dilansir Antara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dekat Alat Seismograf

Korlap SAR Jawa Tengah Sutikno mengatakan kobaran api di Gunung Sindoro yang merambat ke arah selatan membahayakan alat seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Posko Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.

Dia mengatakan saat ini jarak terdekat api dengan alat tersebut berkisar 100 meter.

"Kami telah membuat penyekatan di sekitar lokasi alat seismograf di Posko Katekan. Jangan sampai alat yang memiliki fungsi vital tersebut terbakar," ujar Sutikno.