Sukses

PT Bukit Asam Tbk Dukung Perekonomian dengan Ekspor Batu Bara dan Diversifikasi Usaha

Ekspor batu bara dan diversifikasi usaha PTBA siap dukung perekonomian Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai anggota holding BUMN Industri Pertambangan, berkomitmen untuk terus turut serta dalam memajukan ekonomi Indonesia melalui penjualan batu bara produksi PTBA ke dalam dan luar negeri. Mereka juga berencana melakukan berbagai pengembangan teknologi dan menjual produk PTBA lain.

Hingga semester I 2018, PTBA telah berhasil menjual 12,22 juta ton batu bara. Rinciannya, 6,37 juta ton atau 52,1 persen untuk pasar domestik dan 5,85 juta ton atau 47,9 persen untuk pasar ekspor.

Untuk pasar ekspor, batu bara PTBA dipasok ke China, India, Thailand, Hongkong, dan beberapa negara lainnya. Pada 2018 ini, PTBA mulai mengekspor batu bara medium to high calorie sebagai strategi PTBA dalam menyiasati Domestic Market Obligation (DMO).

Seiring dengan harga batu bara yang semakin naik dan permintaan batu bara yang meningkat, PTBA bersiap untuk memenuhi permintaan batu bara high calorie untuk pasar ekspor. Hingga akhir semester II tahun 2018, PTBA akan semakin meningkatkan penjualan batu bara high calorie-nya untuk pasar ekspor. Sepanjang tahun 2018, PTBA memperkirakan penjualan batubara ekspor mencapai 12,14 juta ton.

Peningkatan penjualan batu bara PTBA pada semester I tahun 2018 tentunya memberi peningkatan pendapatan PTBA. Pendapatan tersebut juga memberikan sumbangsih cukup besar terhadap devisa negara.

Sepanjang semester I tahun 2018, PTBA telah berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 2,58 Triliun atau meningkat 49 persen dari laba semester I tahun 2017 yang sebesar Rp 1,72 Triliun. Selain itu, pendapatan PTBA juga mengalami kenaikan 17 persen dari pendapatan semester I tahun 2017 menjadi Rp 10,53 triliun.

Hilirisasi batu bara dan diversifikasi

Tak hanya melakukan peningkatan penjualan, PTBA juga telah mulai melakukan hilirisasi batu bara. Hal ini terlihat dari penandatanganan kesepakatan kerja sama hilirisasi batu bara yang dilakukan PTBA dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk pada Desember 2017. Melalui hilirisasi ini, batu bara akan diubah menjadi produk turunan batu bara yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

PTBA juga mengembangkan diversifikasi usaha salah satunya melalui PLTU Mulut Tambang Sumatera Selatan (Sumsel) 8 yang akan segera dimulai konstruksinya. Nantinya, listrik dari PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 ini akan dipasok untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera.

Pada tahun 2018, PTBA juga telah mengalokasikan Rp 6,55 triliun untuk investasi. Dana investasi yang dialokasikan PTBA ini terdiri dari Rp 1,43 triliun untuk investasi rutin dan Rp 5,12 trilun untuk investasi pengembangan. Dengan nilai alokasi investasi yang besar, PTBA yakin mampu tumbuh untuk mengembangkan diversifikasi produk dan meluaskan jangkauan penjualan produknya.

Sebagai anggota holding BUMN Industri Tambang, PTBA juga telah siap bersinergi dengan anggota holding BUMN Industri Tambang lainnya. Berbagai sinergi antar holding BUMN Industri Tambang telah disiapkan antara lain proyek PLTU Halmahera Timur berkapasitas 2x40 MW. Dalam proyek ini, PTBA akan menyediakan pasokan energi bagi pabrik baru Feronikel milik PT Antam Tbk di Halmahera Timur. PTBA juga akan melakukan sinergi dengan PT Inalum (Persero) Tbk pada proyek PLTU Kuala Tanjung berkapasitas 2x350 MW yang akan menyediakan pasokan energi listrik bagi pabrik ekspansi Alumunium Smelter II.

Berbagai pengembangan usaha tersebut, sejalan dengan tagline PTBA “Beyond Coal” di mana PTBA terus berupaya untuk melakukan hilirisasi batubara. Melalui hilirisasi batubara ini, PTBA berharap dapat terus meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan PTBA. Melalui hal tersebut, PTBA dapat terus berkontribusi untuk perekonomian Indonesia melalui penerimaan devisa serta Penerimaan Negara Bukan Pajak.

 

 

(*)