Sukses

4 Fakta Pilu Keluarga Bayi Bermata Satu di Mandailing Natal

Begitu bayi asal Mandailing Natal ini lahir ke dunia, kondisi fisik sang putri di luar dugaan. Dia hanya memiliki satu mata, mulut, dan tidak punya hidung.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran bayi atau sang buah hati menjadi puncak kebahagiaan para ibu saat untuk pertama kalinya bisa melihat mereka terlahir ke dunia. Di samping itu, perjuangan para wanita kala mengandung dan melahirkan menjadi momen yang tak akan pernah terlupakan selama hidup.

Belum lama ini, momen menegangkan sekaligus membahagiakan itu dirasakan pasangan suami istri asal Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Lewat operasi caesar, sang istri melahirkan seorang bayi perempuan dengan berat 2.400 gram di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan, Kamis, 13 September 2018, sekitar pukul 15.25 WIB.

Begitu bayi ini lahir ke dunia, kondisi fisik sang putri di luar dugaan. Kepala Dinas Kesehatan Mandailing Natal, Syarifuddin Nasution mengatakan, bayi yang baru berumur satu hari itu hanya memiliki satu mata dan mulut, tidak memiliki hidung, sedangkan organ tubuh lainnya lengkap.

Sedih dan syok, itulah yang dirasakan kedua orangtuanya saat melihat kondisi putri kelima yang baru saja dilahirkan.

Berikut sejumlah fakta pilu yang harus dirasakan pasangan pasutri asal Mandaling Natal ini saat tahu bayinya terlahir dengan kondisi fisik tak normal:

2 dari 5 halaman

1. Diprediksi Bertahan 3 Hari

Rencananya, jika kondisi sang bayi stabil, anak kelima pasangan Tatan dan Suriyati ini akan dirujuk ke RS di Medan, yang berjarak 515 kilometer lebih. Namun, melihat denyut jantungnya di bawah 100, niat tersebut diurungkan. 

Dokter bahkan memprediksi bayi perempuan berbobot 2.400 gram itu hanya bisa bertahan 1 hingga 3 hari. 

"Kasus-kasus sebelumnya, satu sampai tiga hari. Tadi dokter bilang, 5 jam saja sudah syukur. Kondisi umumnya, bayi mengalami gangguan pernafasan dan jatung. Denyut jantung di bawah 100 beats per minute (bpm)," kata Syarifuddin.

3 dari 5 halaman

2. Diduga Terkena Virus Rubella

Menurut Syarifuddin, kondisi yang menimpa pasangan Tatan dan Suriyati ini menjadi kasus ketujuh yang pernah terjadi di dunia dan masuk kategori langka. Karena sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di Mesir.

Hingga kini para dokter yang merawat bayi bermata satu dan tanpa hidung itu belum bisa memastikan apa penyebabnya. Menurut mereka ada dua kemungkinan, yaitu disebabkan virus rubella atau terpapar merkuri dan obat-obatan.

"Jika dikaitkan dengan pekerjaan ayah sang bayi sebagai penambang, bisa jadi. Kami masih kesulitan mendapat informasi karena keluarganya masih tertutup," kata Syarifuddin seperti dilansir Antara.

 

4 dari 5 halaman

3. Bayi Bermata Satu Meninggal Dunia

Niat untuk membawa bayi tersebut ke RS di Kota Medan ternyata memang menjadi keputusan terbaik. Sejak dilahirkan, Kamis, 13 September 2018, sekitar pukul 15.30 WIB, bayi malang itu hanya bisa bertahan 8 jam. Dia mengembuskan nafas terakhirnya pukul 22.55 WIB di RSUD Penyabungan.

Sang ayah lalu membawa anak kelimanya ke rumah duka untuk disemayamkan.

Saat dalam pengawasan para dokter dan perawat, setiap 15 menit sekali dilakukan pengecekan kondisi sang bayi. Alat bantu pernafasan juga sempat dipasangkan.

"Dokter juga tampaknya sudah memperkirakannya. Karena dalam beberapa kasus, bayi bermata satu hanya bisa bertahan beberapa jam," jelas Kepala Dinas Kesehatan Mandailing Natal, Syarifuddin.

 

5 dari 5 halaman

4. Ibu Bayi Masih Syok

Sementara itu, kondisi sang ibu pascamelahirkan masih terbaring lemas dan syok melihat fisik bayinya yang tak normal. Suriyati hingga kini masih mendapat perawatan intensif di RSUD Panyabungan, Mandailing Natal.

 

Saksikan Video pilihan di bawah ini:Â