Liputan6.com, Jakarta - PDIP menghormati keputusan Mahkamah Agung membatalkan peraturan KPU yang melarang eks napi korupsi maju menjadi caleg. Meski demikian, PDIP tidak membuka jalan bagi eks napi korupsi yang mau nyaleg lewat partai pimpinan Megawati itu.
"Bagi PDI Perjuangan, keputusan tersebut tidak akan menjadi jalan bagi mereka yang berstatus tersangka atau koruptor untuk menjadi caleg dari PDI Perjuangan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lewat keterangan tertulis, Sabtu (15/9/2018).
PDIP menghargai sikap KPU soal pakta integritas yang pernah disetujui parpol dan KPU, yakni meminta parpol menarik caleg yang merupakan mantan napi korupsi.
Advertisement
Sebab, bagi PDIP, menjadi pemimpin nasional yakni mulai dari anggota legislatif sampai presiden harus memiliki rekam jejak yang jelas, landasan moral yang kuat, serta menjunjung tinggi watak dan karakter sebagai pemimpin untuk rakyat.
"Semua pemimpin harus bersih dari rekam jejak pelanggaran hukum, termasuk bebas dari mahar politik," ujar Hasto.
Hasto menekankan, pemimpin nasional harus bersih dimulai dari keluarganya, rekam jejak kepemimpinannya, dan cara mereka mencari uang.
"Seorang yang memiliki ketrampilan di dalam poles-memoles perusahaan, pandai mencari peluang ditengah kesulitan, punya ketrampilan rekayasa finansial, tentu hasilnya berbeda dengan pemimpin yang berasal dari rakyat, berkeluarga baik dan punya rekam jejak yang transparan di dalam cara mencari uang. Disitulah rekam jejak positif yang seharusnya dilihat di dalam mencari pemimpin," papar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Â
Tidak Ada Caleg Mantan Napi Korupsi
Sejak awal PDIP memastikan tidak ada caleg mantan napi korupsi di dalam daftar caleg yang mereka ajukan. Prinsip itupun terus dipegang partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini saat pengajuan capres-cawapres.
"PDI Perjuangan percaya bahwa dengan mencalonkan pemimpin berpengalaman dan merakyat seperti Pak Jokowi, dipadukan dengan sosok ulama sebagai pengayom seperti Kiai Ma’ruf Amin, maka Indonesia dipastikan semakin jauh lebih baik," tandas Hasto.
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement