Liputan6.com, Jakarta: Sekretaris Kabinet Dipo Alam membantah berita di sejumlah media massa yang menyebutkan pernikahan putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa sangat mewah, dan menghabiskan biaya belasan miliar rupiah.
"Tidak benar itu biaya pernikahan mencapai Rp12 miliar atau Rp20 miliar sebagaimana didesas-desuskan media dan internet," kata Dipo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/11) siang.
Dipo Alam yang juga menjadi Penasihat Panitia Pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dengan Siti Rubi Aliyah Rajasa (Aliyah) juga memastikan, seluruh biaya untuk pernikahan Ibas-Aliyah berasal dari pribadi keluarga Presiden SBY dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, tidak ada yang menggunakan uang negara.
"Tidak ada sesen pun uang negara," tegasnya.
Mengenai pemilihan Istana Cipanas sebagai lokasi akad nikah, Seskab Dipo Alam mengungkapkan sebagai seorang Presiden, SBY berhak menikahkan putranya di sana, sebagaimana dulu menyelenggarakan akad nikah putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono dengan Annisa Pohan, di Istana Bogor, Jawa Barat. Tapi hal itu bukan untuk menunjukkan kemewahan.
"Memang ada tari-tarian, tapi itukan adat pernikahan Palembang. Yang menarinya juga Aliyah, pengantin sendiri, beserta sanak keluarganya. Kain-kain songket dipakai, itu juga karena Ibu Okke Hatta Rajasa adalah Ketua Cita Tenun Indonesia (CTI) Pusat," katanya.
Menurut Dipo, pernikahan putra presiden di istana itu wajar-wajar saja, karena tuan rumah sekaligus juga ingin menunjukkan kepada tamu undangan yang dihadiri para Duta Besar negara sahabat dan Dirjen UNESCO Irina Bokova.
"Upacara perkawinan adat dan tari-tarian itu untuk membuktikan bahwa agama dan seni budaya di Indonesia bisa hidup sejalan berdampingan. Terlebih kita ingin agar budaya Indonesia seperti angklung, wayang, tari-tarian bisa diakui dunia lewat pengakuan UNESCO," kata Dipo.
Mengenai informasi ada mobil-mobil mewah seperti Mercedes Benz, Lexus, BMW seri 7, Porsche dan Bentley saat menghadiri akad nikah Ibas-Aliyah, Dipo memastikan itu bukan mobil menteri atau pejabat negara lainnya. "Mungkin itu mobil undangan lainnya, bukan dari pejabat negara," katanya.
Dipo juga menjelaskan bahwa resepsi pernikahan Ibas-Aliyah yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (26/11), tidak semewah yang digembar-gemborkan, baik dari upacaranya maupun makanan yang disajikan kepada tamu undangan.
Mengenai jumlah undangan resepsi pernikahan di JCC yang mencapai ribuan orang, Dipo mengatakan, "Kalau Presiden tidak mengundang, dibilang sombong. Kalau mengundang, jadi memang banyak undangannya dibilang mewah-mewah. Saya kira undangan yang disebar adalah wajar dan tidak berlebihan," tutur Dipo Alam.
Tetap Bekerja
Seskab Dipo Alam juga menjelaskan bahwa Presiden Yudhoyono tetap menggelar rapat kabinet terbatas, meski disibukkan dengan kegiatan pribadi menyelenggarakan pernikahan putra bungsunya. Saat akad nikah berlangsung pun, tidak semua menteri kabinet hadir.
Panitia, jelas Dipo, sudah melakukan pengaturan ada menteri yang datang pada akad nikah dan ada menteri yang hadir pada resepsi pernikahan di JCC. "Ini supaya pemerintahan dan pekerjaan para menteri tetap berjalan, bahkan yang datang ke Cipanas pun setelah akad nikah jam 12.00 sudah bisa bekerja kembali," katanya.
Presiden Yudhoyono sendiri baru tiba dari kunjungan ke Honolulu dan memimpin penyelenggaraan KTT ASEAN di Bali. Saat tengah sibuk melaksanakan kewajibannya sebagai orang tua yang menikahkan anaknya, Presiden SBY tetap menjalankan tugasnya dengan berkoordinasi dan menggelar rapat dengan para menteri dan pejabat lainnya.
"Jadi, tidak benar kalau ada yang bilang semua menteri bolos," tegas Seskab. (setkab.go.id/mla)
"Tidak benar itu biaya pernikahan mencapai Rp12 miliar atau Rp20 miliar sebagaimana didesas-desuskan media dan internet," kata Dipo kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/11) siang.
Dipo Alam yang juga menjadi Penasihat Panitia Pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dengan Siti Rubi Aliyah Rajasa (Aliyah) juga memastikan, seluruh biaya untuk pernikahan Ibas-Aliyah berasal dari pribadi keluarga Presiden SBY dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, tidak ada yang menggunakan uang negara.
"Tidak ada sesen pun uang negara," tegasnya.
Mengenai pemilihan Istana Cipanas sebagai lokasi akad nikah, Seskab Dipo Alam mengungkapkan sebagai seorang Presiden, SBY berhak menikahkan putranya di sana, sebagaimana dulu menyelenggarakan akad nikah putra sulungnya Agus Harimurti Yudhoyono dengan Annisa Pohan, di Istana Bogor, Jawa Barat. Tapi hal itu bukan untuk menunjukkan kemewahan.
"Memang ada tari-tarian, tapi itukan adat pernikahan Palembang. Yang menarinya juga Aliyah, pengantin sendiri, beserta sanak keluarganya. Kain-kain songket dipakai, itu juga karena Ibu Okke Hatta Rajasa adalah Ketua Cita Tenun Indonesia (CTI) Pusat," katanya.
Menurut Dipo, pernikahan putra presiden di istana itu wajar-wajar saja, karena tuan rumah sekaligus juga ingin menunjukkan kepada tamu undangan yang dihadiri para Duta Besar negara sahabat dan Dirjen UNESCO Irina Bokova.
"Upacara perkawinan adat dan tari-tarian itu untuk membuktikan bahwa agama dan seni budaya di Indonesia bisa hidup sejalan berdampingan. Terlebih kita ingin agar budaya Indonesia seperti angklung, wayang, tari-tarian bisa diakui dunia lewat pengakuan UNESCO," kata Dipo.
Mengenai informasi ada mobil-mobil mewah seperti Mercedes Benz, Lexus, BMW seri 7, Porsche dan Bentley saat menghadiri akad nikah Ibas-Aliyah, Dipo memastikan itu bukan mobil menteri atau pejabat negara lainnya. "Mungkin itu mobil undangan lainnya, bukan dari pejabat negara," katanya.
Dipo juga menjelaskan bahwa resepsi pernikahan Ibas-Aliyah yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (26/11), tidak semewah yang digembar-gemborkan, baik dari upacaranya maupun makanan yang disajikan kepada tamu undangan.
Mengenai jumlah undangan resepsi pernikahan di JCC yang mencapai ribuan orang, Dipo mengatakan, "Kalau Presiden tidak mengundang, dibilang sombong. Kalau mengundang, jadi memang banyak undangannya dibilang mewah-mewah. Saya kira undangan yang disebar adalah wajar dan tidak berlebihan," tutur Dipo Alam.
Tetap Bekerja
Seskab Dipo Alam juga menjelaskan bahwa Presiden Yudhoyono tetap menggelar rapat kabinet terbatas, meski disibukkan dengan kegiatan pribadi menyelenggarakan pernikahan putra bungsunya. Saat akad nikah berlangsung pun, tidak semua menteri kabinet hadir.
Panitia, jelas Dipo, sudah melakukan pengaturan ada menteri yang datang pada akad nikah dan ada menteri yang hadir pada resepsi pernikahan di JCC. "Ini supaya pemerintahan dan pekerjaan para menteri tetap berjalan, bahkan yang datang ke Cipanas pun setelah akad nikah jam 12.00 sudah bisa bekerja kembali," katanya.
Presiden Yudhoyono sendiri baru tiba dari kunjungan ke Honolulu dan memimpin penyelenggaraan KTT ASEAN di Bali. Saat tengah sibuk melaksanakan kewajibannya sebagai orang tua yang menikahkan anaknya, Presiden SBY tetap menjalankan tugasnya dengan berkoordinasi dan menggelar rapat dengan para menteri dan pejabat lainnya.
"Jadi, tidak benar kalau ada yang bilang semua menteri bolos," tegas Seskab. (setkab.go.id/mla)