Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, rakyat masih mengingatnya sebagai Presiden keenam RI. Ia pun merasa terharu ketika bertemu masyarakat dan masih mengingat kiprahnya selama menjadi presiden.
Ia bercerita ada yang membuatnya terharu. Ketika SBY dan rombongan baru selesai istirahat di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dia bertemu dengan seorang ibu paruh baya.
Baca Juga
"Ketika sedang ngopi-ngopi di Kopi Pangestu, Batang, Jawa Tengah. Saat menuju bis, tiba-tiba seorang Ibu separuh baya mencegat saya. Dengan gugup, agak terbata-bata, ia mengucapkan terima kasih kepada saya. Rupanya ia dan suaminya termasuk dalam satu juta lebih pegawai honorer yang diangkat jadi PNS, saat saya masih menjadi Presiden," ceritanya saat menyampaikan pidato politik di Djakarta Theater, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin malam (17/9/2018).
Advertisement
SBY kembali bercerita saat mengunjungi Pasar Bubulak, Bogor. Lagi-lagi, SBY dihampiri seorang ibu.
Menurut SBY, dengan mata berkaca-kaca ibu itu menyampaikan rasa senangnya bisa bertemu dengan dirinya. SBY menyebut ibu itu berlinang air mata saat berbincang dengannya.
"Bapak, saya sangat senang bertemu sama Bapak. Saya hanya ingin berterima kasih, karena saya sekeluarga sangat tertolong dengan program bantuan sosial pemerintahan Bapak. Saya orang miskin Pak, tetapi berkat program Bidikmisi, sekarang anak saya jadi sarjana," ujarnya mengutip pernyataan ibu tersebut.
SBY melanjutkan, ada ibu-ibu lain yang datang menghampiri dan mengungkapkan rasa sedihnya karena mendengar SBY terus difitnah. "Saya sedih Pak, kenapa Bapak terus dihujat dan difitnah," lanjutnya.
Ia pun mengaku terharu karena masih banyak rakyat yang ingat dengan kerja keras selama dia menjadi Presiden.
"Alhamdulillah, ternyata rakyat masih mengingat apa yang saya alami, dan apa yang dilakukan oleh pemerintahan SBY bersama Partai Demokrat selama 10 tahun dulu," ujar SBY.
Tak Undang Parpol Koalisi Pengusung Prabowo-Sandi
Dalam acara pidato politik SBY, partai koalisi pengusung capres-cawapres Prabowo-Sandi tidak hadir.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan pihaknya memang tak mengundang pengurus parpol koalisi Prabowo-Sandi. Acara HUT ini hanya dihadiri kader Demokrat dan khususnya pimpinan DPD.
"Tradisi kami rayakan atau syukuri ultah partai memang internal kami saja supaya lebih fokus dan tenang. Untuk komunikasi politik dengan partai lain kami lakukan dalam kesempatan lain," kata dia usai menyaksikan pidato politik SBY.
Ketidakhadiran parpol koalisi Prabowo-Sandi yang juga diusung Demokrat dibantah Hinca sebagai bukti bahwa partainya bermain dua kaki dalam Pilpres 2019. Ia mengatakan dalam pidato politiknya, SBY sebagai Ketum Demokrat malah mengkritisi pemerintahan Presiden Jokowi.
"Tadi juga kita kritik pemerintah. Yang mana bagus kita puji, yang kurang bagus kita kritik. Memang tradisi kami, kami enggak pernah undang partai-partai sahabat lain larena memang itu tradisi dan kedaulatan kami," ujarnya.
Kader Demokrat yang telah menyatakan diri mendukung Jokowi-Ma'ruf juga disebutnya tetap hadir. Hanya saja Gubernur Papua, Lukas Enembe tak hadir karena kesibukan sebagai gubernur.
"Itu wakilnya ada. Dia banyak kesibukan di luar. Semua hadir tadi jam dua sampai jam empat ada pertemuan internal," ujarnya.
Namun Deddy Mizwar yang kini menjadi Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tak hadir. Hinca beralasan Deddy Mizwar bukan Ketua DPD Partai Demokrat sehingga tak diundang.
"Yang kami undang ketua-ketua DPD karena (ruangan) enggak muat," ujar Hinca.
Saksika video pilihan di bawah ini:
Advertisement