Liputan6.com, Jakarta - Tudingan Wasekjen Partai Demokrat Rachlan Nasidik soal kemungkinan peran Istana dalam pemberitaan media asal Hong Kong Asia Sentinel kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbuntut panjang. Wasekjen PPP Achmad Baidowi meminta Rachlan membuktikan omongannya.
"Itu kan tuduhan yang perlu dibuktikanlah; dan tidak boleh sembarang menuduh," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Baca Juga
Asia Sentinel menuding SBY terlibat pencucian uang dalam skancal Bank Century. Rachland lantas mengunggah foto yang menunjukkan kedekatan Istana dengan co-founder Asia Sentinel, Lin Neumann, di akun Twitter-nya, @RachlanNashidik.
Advertisement
Menurut Baidowi, foto yang diunggah Rachlan tidak bisa dijadikan bukti apa pun. Ia berargumen, bisa saja KSP Moeldoko sedang menghadiri acara tertentu dengan Lin Neumann.
"Itu acara apa pertemuan apa bisa saja Pak Moeldoko lagi meeting dengan pelaku media atau ada kesempatan apa terus difoto. Terus kita enggak bisa dijadikan alat bukti itu bahwa itu intervensi," ungkapnya.
Anggota Komisi II DPR ini melanjutkan, Istana tidak harus menggunakan media luar negeri untuk melakukan hal semacam itu.
"Bisa saja kalau mau intervensi enggak usah jauh-jauh keluar negeri presiden sebagai punya kekuasaan kalau memang itu mau digunakan," ujarnya.
Selesaikan Secara Hukum
Baidowi menyarankan Partai Demokrat untuk menyelesaikan masalah pemberitaan Asian Sentinel secara hukum jurnalistik. Sebab, menurut dia, saling tuding bisa merusak suasana jelang pilpres.
"Itu berpotensi menimbulkan kegaduhan-kegaduhan baru. Kita sudah mulai adem pilpresnya, sudah mulai adem kok dikait-kaitkan seperti itu. Itu membuat stabilitas politik terganggu. Tempuh saja prosedur di jurnalistik seperti apa," ucap Baidowi.
Reporter: Sania Mashabi
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement