Sukses

6 Fakta Miris di Balik Tewasnya Haringga Sirila Dikeroyok Bobotoh

Dari delapan pelaku pengeroyokan suporter Persija yang berhasil ditangkap, dua di antaranya masih di bawah umur.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari salah satu suporter Persija. Haringga Sirila (23), seorang Jakmania, tewas mengenaskan setelah dikeroyok sejumlah oknum bobotoh, suporter Persib Bandung. Korban meninggal dunia sebelum laga Persib Vs Persija berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Video pengeroyokan sempat viral di media sosial. Meski telah berlumuran darah, oknum bobotoh terus menganiaya Haringga tanpa ampun hingga akhirnya Haringga tewas di area parkir GBLA.

Dari delapan pelaku pengeroyokan suporter Persija yang berhasil ditangkap, dua di antaranya masih di bawah umur.

Oleh Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung, Jawa Barat, mereka kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan Haringga Sirila, pendukung Persija Jakarta.

Berikut sejumlah fakta miris yang terungkap dari kematian Haringga Sirila, suporter setia Persija.

2 dari 7 halaman

1. Kronologi Kejadian

Sebelum Haringga tewas, salah seorang suporter menuturkan ada satu pemuda yang dikejar oleh kerumunan orang. Peristiwa itu terjadi di area parkir gerbang biru GBLA, pukul 13.00 WIB.

Korban berlari sebab diteriaki bahwa dirinya pendukung Persija. Bobotoh lain yang kala itu ada di sekitar area parkir ikut terpancing dan mengejar Haringga. Sampai akhirnya pemuda 23 tahun itu terpojok di lapak pedagang bakso.

Suporter Persija itu sempat meminta tolong, tapi tak ada yang menyelamatkannya. Teriakan minta ampun Haringga bahkan tak digubris. Tubuhnya terus dihujami dengan berbagi benda tumpul.

"Korban yang dikejar sempat meminta tolong kepada tukang bakso, namun kerumunan mengeroyok korban dengan menggunakan balok kayu, piring, botol dan benda-benda lainnya sehingga korban meninggal dunia," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

3 dari 7 halaman

2. Delapan Bobotoh Ditangkap

Tak lama usai pengeroyokan tersebut, delapan orang berhasil ditangkap dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

Dari delapan tersangka, satu orang berumur 40 tahun, sementara dua lainnya ada yang masih di bawah umur.

Atas perbuatannya, para pelaku pengeroyokan suporter Persija itu dijerat Pasal 70 KUHP dengan ancaman 7 tahun penjara.

4 dari 7 halaman

3. Firasat Sang Bunda

Sementara itu, duka mendalam kini tengah dirasakan Mirah (55), ibu Haringga. Usai jasad sang putra di autopsi dia langsung membawa jenazahnya ke Indramayu untuk dimakamkan.

Di mata Mirah, sosok sang putra merupakan pribadi yang pandai bergaul dan mandiri. Sehari-hari, suporter setia Persija ini bekerja di sebuah bengkel di Jakarta.

Namun, pada hari itu, Haringga seolah memberi isyarat jelang kepergiannya. Tak biasanya dia mencium tangan sang ibu jika ingin menonton bola.

"Biasanya tidak salaman asal bilang saja mau nonton bola, tapi ini anak saya tumben salaman cium tangan saya," tutur Mirah sedih.

5 dari 7 halaman

4. Tak Bilang Nonton Bola di Bandung

Hal mengejutkan lainnya yang diungkap oleh Mirah, bahwa putranya mengaku ingin berkunjung ke rumah temannya. Bukan untuk menonton Persija lawan Persib di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Bandung.

"Tidak bilang mau nonton bola di Bandung dan biasanya pakai selendang," ujar Mirah.

Jika ingin menonton pertandingan sepak bola ke luar kota, kata Mirah, Haringga selalu izin. Namun, saat itu putranya pergi diam-diam.

6 dari 7 halaman

5. Tak Ada Polisi

Fakta miris lainnya yang berhasil terungkap dari aksi pengeroyokan berujung maut itu, tak ada satu pun polisi yang berjaga di TKP.

Menurut Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, lokasi penganiayaan hingga menewaskan Haringga Sirla terbilang jauh dari Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

"Kejadian itu jauh di luar lingkungan itu," tutur Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/9/2018).

7 dari 7 halaman

6. Status Terakhir Haringga

Sebelum meninggal, Haringga sempat mengunggah Instastories di akun Instagram-nya, @khepen162.

Status itu diunggahnya sebelum berangkat ke Bandung, Jawa Barat.

"Hidup telah mengajari saya jangan pernah mengharapkan apa pun pada siapa pun. -- aesteutice."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: