Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, karakter gempa yang terjadi di di Donggala, Sulawesi Tengah, berbeda dengan yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gempa di Lombok, kata Dwikorita, dipicu oleh kenaikan patahan Flores. Sementara di Donggala, gempa terjadi akibat pergeseran patahan atau sesar Palu-Koro.
Baca Juga
Di Donggala, pusat gempa berada di Kota Donggala, sehingga membuat warga lebih merasakan goyangan akibat gempa.
Advertisement
Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 di Donggala juga memicu tsunami 1,5 meter di Palu, Sulawesi Tengah.
"Selama ini tidak ada gempa mencapai magnitudo 7,4 di daerah itu. Kondisi itu justru menyebabkan adanya pengumpulan energi yang bisa memicu gempa lebih besar seperti yang telah terjadi hari ini," katanya seperti dilansir Antara, Jumat (28/9/2018).
22 Gempa Susulan
Dari hasil monitoring BMKG hingga pukul 20.00 WIB, terjadi 22 gempa bumi susulan yang tercatat dengan magnitudo terbesar M 6,3 dan terkecil M 2,9.
"Kami meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan informasi gempa atau tsunami susulan dari sumber yang tidak jelas. BMKG akan terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui media," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement