Liputan6.com, Jakarta - Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah kembali beroperasi untuk penerbangan darurat, SAR dan bantuan kemanusiaan mulai pukul 11.57 Wita pada Sabtu (29/6/2018). Bandara ini sempat ditutup karena gempa.
Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi yang dilakukan stakeholder penerbangan di Palu termasuk Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia kemudian menerbitkan Notice to Airmen (Notam) nomor H0755/18 yang menginformasikan kepada seluruh stakeholder penerbangan mengenai operasional Bandara Mutiara Sis Al Jufri untuk penerbangan emergency, SAR dan bantuan kemanusiaan.
Advertisement
"Hasil pengamatan di lapangan, terdapat retakan di salah satu ujung runway sepanjang 250 meter, sehingga masih terdapat 2.000 meter panjang runway yang bisa digunakan," kata Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto.
Artinya untuk pesawat Hercules dan ATR masih aman untuk dapat mendarat di runway tersebut.
Jumat 28 September 2018 Pukul 17.02.45 WIB terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,7 (yang kemudian direvisi magnitudo 7,4) dengan kedalaman gempa 10 km pada 0.18 LS 119.85 BT.
BMKG mengeluarkan peringatan tsunami dengan status Siaga di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat.
Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Palu Koro, yang dibangkitkan oleh deformasi dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar mendatar mengiri (Slike-Slip Sinistral)
Gempa membangkitkan tsunami di beberapa wilayah pantai Donggala dan pantai Talise Palu
Â
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Kirim Personel Bantu Pelayanan
Novie menambahkan pihaknya juga sedang mengirimkan personel layanan navigasi penerbangan dari berbagai daerah untuk dapat membantu operasional layanan di bandara tersebut.
"Sejumlah personel sudah kami berangkatkan untuk membantu memberikan layanan navigasi penerbangan. Mereka yang dikirim kami utamakan yang familiar dan pernah berdinas di Bandara Palu," kata Novie.
Selain itu, beberapa peralatan seperti mobile tower dan genset juga dikirimkan agar layanan navigasi penerbangan dapat diberikan secara optimal dan arus bantuan kemanusiaan dapat berjalan berjalan dengan lancar.Â
Â
Advertisement