Liputan6.com, Jakarta - Relawan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDI Perjuangan tiba di Poso untuk membantu korban gempa bumi dan tsunami di Palu. Para relawan itu pergi dengan melalui jalur darat.
Wakil Sekretaris DPD PDIP Sulsel, Risfayanti Muin mengatakan, setiba di Palu, reklawan Baguna langsung berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas).
Dia menjelaskan, tim yang dikirim ke Palu terdiri dari tiga ambulans dan satu mobil operasional, bersama 20 orang personel Baguna. Rombongan membawa serta obat-obatan, selimut, pakaian, dan logistik, yang sudah disiapkan dari Makassar.
Advertisement
"Mereka sudah tiba tadi pagi, langsung beraktivitas, berkoordinasi dengan Basarnas. Langsung melakukan evakuasi dengan Basarnas, untuk korban di Hotel Roa-Roa. Tadi ada 8 jenazah yang berhasil dikeluarkan. Teman-teman sekarang berkoordinasi dengan Basarnas yang tahu soal lokasi, titik evakuasi, dan dimana kita bisa ikut membantu. Selain itu tentu memberi bantuan di kamp pengungsian," ucap Muin, Senin (1/10/2018).
Dia menuturkan, berdasarkan laporan dari Baguna yang di lapangan, warga membutuhkan pasokan logistik. Utamanya air minum, makanan, dan popok bayi.
"Untuk ibu dan perempuan, baju sangat dibutuhkan," jelas Muin.
Saat ini, lanjut dia, DPD PDIP Makassar sedang mengumpulkan barang-barang yang dibutuhkan dari para kader serta simpatisan. Sudah direncanakan pengiriman bantuan tahap kedua.
"Nanti diantar lewat jalur darat. Alternatif lainnya lewat jalur laut yang di-handle oleh Lantamal Makassar. Jalur darat sekitar 24 jam, sementara jalur laut bisa 20 jam," kata Muin.
Â
Saksikan video menarik berikut ini:
Â
Siapkan Konsumsi
Selain operasi di Donggala dan Palu, Baguna juga melakukan operasi relawan di Makassar, khususnya bagi pengungsi yang sudah sempat dievakuasi menggunakan pesawat Hercules TNI AU. Para pengungsi ini ditampung di Asrama Haji, RS Sayang Rakyat, dan RS Wahidin.
Oleh DPD PDIP Sulawesi Selatan, diperintahkan untuk turun menyiapkan konsumi makan buat para pengungsi sekaligus motivasi psikis.
"Karena teman-teman dari Palu ini, mendengar suara agak besar dan keras sedikit, langsung kaget. Mereka trauma. Kami memberi motivasi sebagai trauma healing," ujar Risfa.
Menurutnya, selain makanan, para pengungsi di Makassar membutuhkan pakaian, khususnya pakaian dalam. Sebab ketika dievakuasi, para korban hanya membawa apa yang dipakainya saat bencana terjadi.
"‎Kami sudah memulai pendampingan ini. Selanjutnya besok juga akan kami lakukan," pungkasnya.
Â
Advertisement