Liputan6.com, Jakarta - Kepala Humas BNPB Sutopo Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, banyak warga mengungsi ke wilayah lebih tinggi guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan usai gempa magnitudo 7,4 pada Jumat 28 September lalu.
"Banyak yang ke gunung. Namun sebagian yang sebelumnya mengungsi di bukit saat ini sudah turun bergabung dengan pegungsi di sana," kata Sutopo di Kantor BNPB Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (1/10/2018).
Selain itu, kata Sutopo, para pengungsi ini jumlah bekisar ribuan orang.Â
Advertisement
"Pengungsi di kota Palu diperkirakan 48.025 orang tersebar di 103 titik," katanya.
Selain itu, BNPB mencatat sebanyak 844 korban meninggal dunia akibat kejadian mencekam itu.
"844 orang meninggal dunia dan 632 orang dirawat di rumah sakit. Ada 90 orang dilaporkan hilang. Dari 844 orang meninggal, sebanyak 821 di antaranya ada di Palu. 744 di antaranya sudah teridentifikasi," pungkasnya.
Kemendagri Dirikan Posko Sementara
Sutopo mengatakan akibat gempa dan tsunami pusat pemerintahan di Palu belum kembali normal.
Sutopo menyebut Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) berencana mendirikan posko sementara untuk pemerintahan.
"Kemendagri akan mendirikan posko di Palu," kata Sutopo.Â
Dia menjelaskan nantinya posko tersebut digunakan untuk membantu Pemerintah Daerah (Pemda). Sehingga dapat menjalankan sementara pemerintahan pasca gempa dan tsunami.
"Untuk membantu Pemda dalam menjalankan fungsi pemerintahannya baik di provinsi ataupun kabupatenga yang berdampak bencana," ucapnya.
Â
* Liputan6.com yang menjadi bagian KapanLagi Youniverse (KLY) mengajak Anda untuk peduli korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Yuk bantu Sulawesi Tengah bangkit melalui donasi di bawah ini.
Â
Â
Semoga dukungan Anda dapat meringankan beban saudara-saudara kita akibat gempa dan tsunami Palu di Sulawesi Tengah dan menjadi berkah di kemudian hari kelak.
Advertisement