Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan HAM Yasona menyebut kondisi Lapas di Palu dan Donggala rusak akibat gempa yang terjadi pada Sabtu, 29 September 2018. Terpaksa, kata Yasonna, napi yang berada di lapas tersebut dilepas.
"Kan kondisinya parah banget, roboh. Jadi sementara karena alasan kemanusiaan dulu, lapasnya hancur, mau gimana? Tembok roboh, saat gempa susulan mereka khawatir tertimpa reruntuhan," kata Yasonna di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Baca Juga
Meski para napi dilepas, Yasonna memastikan bahwa situasi itu hanya bersifat sementara. Setelah kondisi Palu dan Donggala kembali pulih usai diterjang gempa serta bangunan lapas sudah direhabilitasi, maka para napi akan kembali menjalani masa tahanannya.
Advertisement
"Tapi banyak (tahanan) yang melapor lagi," ucap Yasonna.
Yasonna memperkirakan jumlahnya 1.000 lebih narapidana yang ada di Donggala. Sementara di Palu berjumlah 400 hingga 500 napi.
"Nanti urusan berikutnya, biar tenang semuanya, nanti bisa dicari lagi. Sekarang unsur keselamatan masing-masing dululah. Sekarang concern mereka sama keluarga banyak yang korban kan. Diharapkan mereka terus membuat laporan," ujar Yasonna.
Opsi Pemindahan
Menurut Yasonna, pihaknya punya opsi memindahkan para napi tersebut ke lapas di luar Sulawesi Barat. Hanya saja, langkah tersebut masih dikaji.
"Itu nanti kan terpaksa di luar dari Sulteng. Sekarang didata, kakanwil me-mapping solusi. Sementara ini banyak di antara staf kita berperan membantu orang-orang di sana," tandas Yasonna.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement