Sukses

Akui Berbohong, Ratna Sarumpaet Mundur dari Tim Pemenangan Prabowo-Sandi

Dengan pengunduran diri ini, Ratna mengatakan, sudah tidak terlibat lagi dengan semua permasalahan yang berhubungan dengan tim pemenangan Prabowo Sandi.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam hitungan jam setelah mengakui kebohongan yang telah dilakukannya, aktivis sosial Ratna Sarumpaet mengumumkan mengundurkan diri dari tim pemenangan Prabowo-Sandiaga sebagai juru kampanye nasional nomor urut 42.

"Setelah kita semua dalam dua hari terakhir, terbelenggu masalah emosional yang terjadi sebagai akibat perbuatan saya, maka sebagai pertanggungjawaban moral saya, bersama ini saya, Ratna Sarumpaet mengundurkan diri dari Tim Pemenangan Prabowo Sandi sebagai Jurkamnas, no urut 42," demikian surat yang dibuat Ratna, Rabu (3/10/2018), di Jakarta.

Dengan pengunduran diri ini, maka sejak saat ini, kata Ratna, dirinya sudah tidak terlibat lagi dengan semua permasalahan yang berhubungan dengan tim pemenangan Prabowo Sandi.

Kendati demikian, dia melanjutkan, akan tetap berjuang untuk kemenangan Prabowo-Sandi, dan untuk Indonesia yang lebih baik.

Surat pengunduran diri Ratna Sarumpaet itu sendiri ditujukan kepada Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Djoko Santoso, dan seluruh tim pemenangan Prabowo Sandi, beserta semua pimpinan partai koalisi Prabowo Sandiaga.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tim Prabowo Pertimbangkan Copot Ratna

Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sendiri tengah mempertimbangan mencopot posisi Ratna Sarumpaet sebagai juru kampanye. Sebab, Ratna telah membohongi para petinggi Koalisi Indonesia Adil dan Makmur terkait kasus penganiayaan.

"Apa yang terjadi menyangkut kasus Ibu Ratna Sarumpaet, kami mendapat berita dari yang bersangkutan, jadi ketika yang bersangkutan berbohong, ya tentu ini akan ada evaluasi dan akan diberikan sanksi," kata Juru Bicara Kampanye Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono, saat dihubungi, Rabu (3/10/2018).

"Bisa jadi ya (dicopot). Karena fatal ini. Sebab kan menjadi lain. Untung belum terjadi apa-apa," sambungnya.

Ferry berharap, malam ini tim pemenangan Prabowo-Sandiaga harus menggelar rapat evaluasi. Karena, menurut dia, kejadian ini sangat fatal.

"Saya rasa harus (rapat). Ini fatal. Efeknya bisa berbahaya gitu. Ini jadi pelajaran semuanya," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.