Sukses

Bertemu Kepala Eksekutif Afghanistan, JK Bahas Perdamaian dan Kemajuan Ekonomi

JK menjelaskan Indonesia akan mendukung dan mengambil peran untuk upaya perdamain di Afganistan.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menerima kunjungan kehormatan Chief Executive Afghanistan, Dr Abdullah Abdullah. JK menjelaskan pertemuan tersebut untuk memperkuat hubungan bilateral.

"Hari ini pertemuan bilateral bagaimana kita memajukan hubungan baik dengan ekonomi, industri dan juga perkembangan," kata JK usai bertemu Abdullah di Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Kamis (4/10/2018).

JK menjelaskan Indonesia akan mendukung dan mengambil peran untuk upaya perdamain di Afganistan. "Karena itu kita akan lanjutkan persetujuan yang ada. Yang telah ditandatangani," papar JK.

Ditempat yang sama Abdullah juga berterima kasih kepada Indonesia karena telah memberikan dukungan perdamaian lewat konferensi ulama. Kemudian, dalam pertemuan itu dibahas kerja sama ekonomi antara Jakarta dan Kabul.

"Kerja sama itu telah ditingkatkan di antara kedua negara. Dan ada banyak potensi untuk pengembangan kerja sama. Terima kasih untuk program capacity building dan dukungan teknis untuk industri kami," papar JK.

"Dan di sektor kementerian semalam kami bertemu Kadin dan Ketua Kadin mendorong peningkatan bisnis kedua negara dan mencari kesempatan untuk bekerja sama dalam investasi," ungkap JK.

 

 

2 dari 2 halaman

Konferensi Hasilkan Perdamaian

Konferensi ulama dan cendekiawan dari Afghanistan-Indonesia-Pakistan, yang diselenggarakan di Istana Bogor pada 11 Mei 2018, telah ditutup oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Perhelatan yang ditujukan untuk membahas upaya perdamaian serta stabilitas di Afghanistan melahirkan sebuah deklarasi bernama Bogor Ulema Declaration for Peace (Deklarasi Para Ulama di Bogor untuk Perdamaian).

Deklarasi itu berisi 11 poin kesepakatan para ulama, yang secara garis besar menyepakati untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan persatuan, menyerukan penghentian kekerasan, ekstremisme, dan terorisme, serta menyegerakan rekonsiliasi antara semua pihak yang terlibat dalam konflik menahun di Afghanistan.

"(Hal itu diperlukan) menimbang, telah banyak saudara saudari kami yang mengalami penderitaan berkepanjangan," kata Ataullah Lodin, delegasi ulama Afghanistan saat membacakan kutipan awal isi dari deklarasi tersebut di Istana Bogor (11/5/2018).

"Kami juga mengutarakan dukungan bagi Afghanistan yang damai dan sejahtera. Kami juga menekankan bahwa ulama memiliki peran penting untuk menciptakan kondisi yang kondusif dan memberikan dukungan untuk membangun proses-proses menuju perdamaian di Afghanistan," lanjutnya.

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (Wapres JK), selaku perwakilan pemerintah Indonesia yang menjadi tuan rumah, menyambut baik deklarasi tersebut -- meski, konferensi itu terlaksana tanpa kehadiran kelompok Taliban, yang digadang-gadang oleh sejumlah pihak sebagai salah satu penyebab konflik dan instabilitas yang terjadi di Afghanistan.

"Tujuan akhir adalah perdamaian antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban. Itu tujuan akhirnya. Dan konferensi ini adalah awal untuk mendorong mereka (berbagai pihak dari Afghanistan dan Pakistan, termasuk Taliban) untuk duduk bersama-sama mencapai perdamaian di Afghanistan," kata Wapres JK.

"Tapi ini masih awal. Masih panjang prosesnya -- untuk menuju perdamaian penuh di Afghanistan," lanjutnya.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

 

Saksikan video menarik berikut ini: