Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menilai kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet yang turut menyeret Ketua Umum Prabowo Subianto dan tokoh pendukungnya menjadi pertanda bahwa hoax menjadi fenomena yang tidak bisa ditolelir.
"Kita melihat bahwa hoaks itu menjadi hal diperhitungkan untuk dimitigasi sehingga tentu ini membuat alarming bahwa hoaks itu bisa membuat dampak yang kurang bagus," kata Airlangga di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).
Baca Juga
Dia juga tidak mau menanggapi terkait apakah sikap Ratna Sarumpaet akan membuat naiknya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin. Airlangga meminta kepada publik agar melihat informasi secara utuh.
Advertisement
"Terkait kalau dari kita melihat bahwa ke depan itu kan kita mesti melihat informasi secara utuh dan keseluruhan, dan tentu harus mendapatkan data-data yang lebih lengkap," kata Airlangga.
Minta Maaf ke Prabowo
Isu dugaan penganiyaan Ratna Sarumpaet digulirkan sejak Selasa, 2 Oktober 2018. Foto Ratna yang wajahnya terlihat lebam menjadi sumber isu.
Kubu Prabowo, melalui Jubir Dahnil Anzar Simanjuntak, Waketum Gerindra Fadli Zon, sampai capres Prabowo sendiri mengkonfirmasi peristiwa tersebut ke media.
Belakangan, Ratna Sarumpaet mengakui membuat kebohongan soal penganiayaan oleh orang tak dikenal di Bandung. Dia meminta maaf kepada Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto telah menemui dan membelanya. Setelah menyadari kebohongan soal penganiayaan itu salah, Ratna menyesal.
Ratna mengungkapkan, wajah lebamnya itu bukan karena dianiaya, tetapi akibat operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian pipi kiri. Operasi itu dilakukan di RS Bina Estetika Jakarta tanggal 21 September lalu.
"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna di rumahnya, kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu, 3 Oktober 2018.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement