Sukses

Syukur Penumpang Garuda Bisa Terbang Tinggalkan Palu Pagi Ini

Usai diguncang gempa dan tsunami, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu mulai dipadati penumpang Jumat (5/10/2018) pagi ini.

Liputan6.com, Jakarta Usai diguncang gempa dan tsunami, Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu , Sulawesi Tengah mulai dipadati penumpang Jumat (5/10/2018) pagi ini.

Usai menanti penerbangan Garuda sejak Kamis 4 Oktober 2018, warga Palu yang akan terbang ke Makassar dengan pesawat Garuda bernapas lega.

Pantauan Liputan6.com di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, puluhan orang tampak antre, bersiap-siap hendak naik ke pesawat Garuda. Mereka adalah warga Palu yang akan pulang ke Makassar dan pulang ke kota di Pulau Jawa.

Kondisi bandara rusak parah akibat diguncang gempa magnitudo 7,4 Jumat 28 September lalu. Kaca-kaca gedung masih terlihat pecah, tembok retak, dan plafon ambruk. Kondisi terparah terlihat di lantai dua bandara.

Meski kerusakan parah, Bandara Palu masih difungsikan, khususnya di lantai satu. Bahkan pengumuman penumpang bandara yang akan keluar dari Palu dilakukan secara manual yakni menggunakan megaphone atau alat pengeras suara.

"Saya bersyukur sudah dapat informasi titik terang berangkat dengan pesawat Garuda Jumat pagi ini," kata Suandi kepada Liputan6.com, Jumat.

Sebelumnya, meski penerbangan komersial telah berjalan, pelayanan sementara terminal bandara belum bisa digunakan maksimal. 

 

2 dari 2 halaman

4 Kecamatan Masih Terisolasi

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut saat ini, empat kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah masih terisolasi akibat gempa dan tsunami.

"Saat ini ada empat kecamatan yang masih terisolir di Kabupaten Sigi, yaitu Lindu, Kolwi, Kolawi Selatan, dan Pipiko," kata Sutopi di Kantor BNPB Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).

Sutopo menjelaskan jalur darat menuju empat lokasi bencana tersebut masih terputus dan memiliki jalur yang sulit akibat bencana tersebut. Saat ini, distribusi bantuan logistik dan penerjunan tim ke lokasi dilakukan menggunakan helikopter.

"Untuk mengatasi hal ini, distribusi logistik menggunakan helikopter, baik dari TNI, Basarnas, BNPB dikerahkan untuk distribusi logistik di daerah terisolir, termasuk dropping pasukan tim Basarnas untuk melakukan pencarian korban di empat kecamatan," jelas Sutopo.

Sementara itu, hingga Kamis (4/10/2019), BNPB menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah telah mencapai 1.424 orang. Sebanyak 1.047 jenazah yang telah diidentifikasi telah dimakamkan massal.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: